Page 90 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 90

80     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



              dalam bentuk lada.  Lada menjadi komoditi primadona pada saat itu, sehingga

              sebelum sampai di Eropa, lada  harus melewati banyak tangan.  Para pedagang
              Jawa dan Melayu mengambil cengkeh dan pala dari Maluku dan Banda untuk
              dibawa ke Jawa. Para pedagang Melayu mengambilnya dari Jawa  kemudian
              dibawa  ke  Malaka.    Dari Malaka,  komoditi ini dibawa   ke  pelabuhan  besar
              India, kemudian diteruskan ke Aden  atau  Hormuz.  Cengkeh  dan pala  itu
              kemudian dibeli oleh orang Venezia  dan Genoa. Banyak  uang  yang harus
              dikeluarkan  untuk  sampai ke wilayah  ini. Kedua  komoditi ini, di samping

              bea cukai, impor dan ekspor, harus dibayarkan di setiap pelabuhan. Kadang-
              kadang para pedagang ini juga mengalami tindakan sewenang-wenang yang
              diambil  oleh raja  atau  penguasa  lain  yang  berkaitan  dengan perdagangan
              transit  dan  pedagangnya.    Keuntungan  yang  diperoleh seharusnya cukup
              besar, namun sudah dipotong oleh berbagai macam biaya yang harus dibayar
              oleh pedagang. Akibatnya, begitu sampai di tempat yang dituju, harga cengkeh
              dan pala menjadi sangat tinggi. 99


                 Pada 1306,  seorang bangsawan  Venetia yang  bernama  Maruno  Sanudo
              mendeskripsikan  bahwa sebagian besar barang dagangan yang diangkut ke
              Eropa dilakukan melalui Baghdad  dan Syria, kemudian melewati Asia Minor.
              Pada saat itu, rempah  dan produk dagang lainnya yang berasal dari India
              lebih murah dan lebih melimpah jumlahnya  dari pada  kondisi pada abad XV
              dan XVI. Permasalahan yang ada adalah produk dagang  saat itu dibongkar di
              Aden dan dari sana diangkut ke Alexandria. Dengan cara seperti itu sepertiga

              dari nilai  komoditi dagang itu harus masuk ke kas Sultan Mesir sebagai pajak.
              Keuntungan di sepanjang jalur itu hanya mengalir, khususnya bagi pedagang
              Arab, karena Sultan tidak mengizinkan orang Kristen melewati wilayahnya
              untuk menuju ke India.

                 Perang Salib di satu sisi dan gelombang ekspansi Mongol di sisi lain menjadi

              penyebab  bangkitnya  perdagangan  Islam  dan penyebaran Islam  ke Timur
              Jauh. Bukan  hanya Aden yang  mengalami  kemakmuran  luar  biasa  setelah
              peristiwa Perang  Salib  ini. Hal yang  perlu diingat adalah  provinsi  Gujarat
              di sebelah barat Bombay, kondisinya lain sama sekali dengan kondisi pada
              99 Schrieke, Indonesian Sociological Studies, hlm: 9-15.
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95