Page 93 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 93

REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA  83



                   Diakui bahwa orang Portugis mencapai India pada waktu yang tepat, yang

               sangat  menguntungkan  mereka. Seperti yang  diketahui kondisi Asia pada
               peralihan abad XV dan XVI, orang Portugis menghadapi negara-negara dengan
               bangsanya  yang  berbeda-beda yang  terbentang  dari barat  ke  timur,  guna
               memenuhi  kebutuhan  orang Portugis  dalam melaksanakan  ekspedisinya.
               Kawasan  Afrika Timur  mereka masukkan  dalam  istilah Asia. Sejak  saat itu
               dan untuk jangka waktu lama sesudahnya pantai Swahili di wilayah Somalia
               dan Sofala yang berhubungan erat dengan Arab dan India baik secara politik,
               budaya maupun  ekonomi. Orang Portugis menggunakan istilah Estado da India

               (negeri  India) untuk  menggambarkan  penemuan  dan penaklukan  mereka
               di kawasan maritim antara Tanjung Harapan  dan teluk Persia di satu sisi,
               kemudian  Asia, dan Jepang serta Timor di sisi lain. Cukup membingungkan
               orang Portugis kadang-kadang menggunakan istilah “India” untuk merujuk
               pada anak benua India dan kadang-kadang celah daratan sempit antara Ghats
               barat dan lautan. 104



               C.  DINAMIKA JALUR  REMPAH KE  KEPULAUAN
                    INDONESIA



                   Peralihan perdagangan  internasional  melalui  jalur  Eropa-Alexandria-
               Cush-Aden-Cambay-Asia Timur mempunyai dampak besar bagi  kepulauan
               di  Nusantara.  Kerajaan Sriwijaya, yang pada tahun-tahun awal  sebagai
               kota pelabuhan  penting dalam sejarah perdagangan Asia Timur, tidak lagi
               menjadi penting  peranannya.  Kerajaan  Sriwijaya  tidak  lagi  menghasilkan
               produk alami. Ibukota kerajaan Sriwijaya atau juga disebut sebagai  San fo-tsi
               (Palembang) menjadi pangkalan penting dalam kaitannya dengan jalur laut
               bagi pedagang asing lain, yakni  dari dan menuju Tiongkok. Berkat persediaan

               barang  dagangannya  yang berlimpah, Palembang  menjadi penting  setelah
               kekhalifahan Abassiyah dan Jawa menjadi kekuatan terbesar ketiga di dunia.
               Palembang  pada  mulanya  menjadi pangkalan  rutin bagi  kapal-kapal  yang
               berlayar  dari Tiongkok  menuju  Barat  dan  dalam  perjalanan  mereka dari
               pelabuhan-pelabuhan  di Persia dan India. Penduduk Palembang,  menurut
               104  Charles David Le (Ed). “The route to India” dalam Portuguese Voyages 1498-1663,  hlm. 3-38.
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98