Page 193 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 193

Pangeran Mohammad Noor      179



               terbentuk  maka  pinjaman  dari  BNI  itu  telah  dapat  dilunasi  sama
               sekali dalam waktu kurang dari jangka waktu pembayaran kembali.34
                      Hampir seluruh perjuangan yang diprakarsai oleh Gubernur
               Kalimantan, dapat dibiayai dari dana tersebut. Antara lain, pertama,
               pengiriman  ekspedisi  ke  berbagai  daerah  di  Kalimantan  yang
               diduduki  oleh  Belanda,  seperti  ekspedisi  Rahadi  Usman  ke
               Kalimantan  Barat  (1945),  ekspedisi  Firmansyah  ke  Kalimantan
               Selatan  (1946),  ekspedisi  Kapten  Mulyono  ke  Kalimantan  Selatan
               (1946),  ekspedisi  Tjilik  Riwut  ke  Kalimantan  Tengah  (1946),  dan
               ekspedisi  Mustafa  Ideham  ke  Kalimantan  Selatan  (1946).  Kedua,
               pembentukan  pasukan  MN  1001  oleh  Tjilik  Riwut  di  daerah
               Kalimantan  (1946).  Ketiga,  pembentukan  Angkatan  Laut  Republik
               Indonesia  Divisi  IV  (1947),  mula-mula  di  bawah  pimpinan  Kolonel
               Zakaria  Madun,  kemudian  diteruskan  oleh  Hassan  Basry.  Keempat,
               pembentukan  pasukan  payung  sebagai  bagian  dari  pasukan  MN
               1001—organisasi  militer  yang  dibentuk  oleh  Gubernur  Pangeran
               Mohammad  Noor—dipimpin  oleh  Tjilik  Riwut  yang  diterjunkan  di
               Kalimantan  Tengah  (1948).  Terakhir,  Gubernur  juga  mendanai
               penerbitan surat kabar Mimbar Indonesia di Jakarta.35
                      Telah  disebutkan  sepintas  bahwa  Gubernur  Pangeran
               Mohammad Noor membentuk organisasi kemiliteran khusus setelah
               memperhatikan perkembangan politik dan keamanan di Kalimantan
               dan  pengalaman  kegagalan  ekspedisi  beberapa  waktu  yang  lalu.
               Pasukan itu  dirancang untuk mengefektifkan pelaksanaan instruksi
               gubernur sekaligus menjadi perwakilan pemerintahan di Kalimantan.
               Organisasi  militer  itu  diisi  oleh  orang-orang  sipil  terlatih.  Gagasan
               pembentukan  organisasi  itu  berawal  sejak  Kongres  Pemuda
               Indonesia (10–11 November 1945) yang mengakibatkan munculnya
               berbagai organisasi militer atau kelaskaran seperti jamur di musim
               hujan.  Kesempatan  itu  penting  untuk  melatih  putra-putra  pejuang
               Kalimantan sehingga andal di medan pertempuran.
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198