Page 192 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 192

178       Gubernur Pertama di Indonesia



            kesempatan  mendadak,  para  pemuda  Kalimantan  anggota
            rombongan  ikut  serta  dalam  pertempuran  10  November  1945  di
            Surabaya,   sedangkan  Gubernur  Mohammad  Noor  kembali  ke
                      33
            Yogyakarta untuk menjalankan pemerintahan daerahnya dari jauh.
                    Setelah  pertempuran  Surabaya  berakhir,  rombongan  Tjilik
            Riwut  dan  kawan-kawan  juga  kembali  ke  Yogyakarta.  Mereka  tiba  di
            Yogyakarta pada 1 Desember 1945 setelah menempuh perjalanan sekitar 20
            hari dengan berjalan kaki. Kegagalan Gubernur Pangeran Mohammad Noor
            beserta  rombongan  ke  Kalimantan  berarti  kegagalan  mendirikan
            pemerintahan  sipil  di  sana.  Namun,  Kegagalan  itu  menjadi  pelajaran
            berharga bagi Gubernur untuk menyusun rencana berikutnya.

            PEMBENTUKAN PASUKAN MN 1001

            Gubernur  Pangeran  Mohammad  Noor  sangat  menyadari  bahwa
            persoalan utama dalam penyelenggaraan pemerintahan pada waktu
            itu  ialah  pendanaan.  Hal  itu  sangat  dirasakan  ketika  hendak
            memberangkatkan  ekspedisi  ke  Kalimantan  beberapa  waktu
            sebelumnya. Sementara ia tidak lagi memiliki dana pribadi lagi untuk
            membiayai  perjuangan.  Menjadi  makin  jelas  bahwa  menjadi
            gubernur  masa  revolusi  bukanlah  hal  mudah,  diperlukan
            pengorbatan harta dan nyawa sekalipun. Untuk menghadapi masalah
            tersebut, Gubernur berkoordinasi dengan Bung Hatta. Ia menyatakan
            bahwa
                    Setelah hijrah dari Bandung ke Yogyakarta, saya dibebaskan
            dari  fungsi  sebagai  Wakil  Menteri  Perhubungan  dan  Pekerjaan
            Umum.  Kementeriannya  sendiri  dihapuskan,  karena  sudah  dipecah
            menjadi  dua  kementerian.  Di  Yogyakarta  hubungan  antara  Wakil
            Presiden  dengan  Gubernur  Kalimantan  sangat  erat.  Tidak  sedikit
            bantuan yang telah diberikan oleh Bung Hatta kepada saya sebagai
            Gubernur  Kalimantan.  Salah  satu  daripada  itu  adalah  merupakan
            rekomendasi  kepada  Bank  Negara  Indonesia  untuk  memberikan
            kredit kepada saya sebesar satu juta rupiah, untuk dijadikan modal
            dasar membentuk fonds perjuangan yang revolving. Setelah fonds itu
   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197