Page 191 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 191

Pangeran Mohammad Noor      177



               yang  bersumber  dari  kaum  pejuang  itu  sendiri.  Langkah  Gubernur
               berikutnya  adalah  memerintahkan  kepada  BPOG  mengusahakan
               bantuan  bagi  Hassan  Basry  untuk  melakukan  penyelidikan  di
               Kalimantan  sebagai  upaya  mematangkan  ekspedisi  selanjutnya.
               Secara  spesifik,  Hassan  Basry  bertugas  melakukan  penyelidikan
               untuk  ekspedisi  berikutnya.  Selain  itu,  ia  ditugasi  menyelidiki
               kemungkinan pembentukan pemerintahan (daerah) di Kalimantan di
               bawah  kendali  Gubernur  Pangeran  Mohammad  Noor;  dan
               mempersiapkan  kedatangan  Gubernur  yang  berencana  menempati
               pos tugasnya di Kalimantan pada akhir Oktober 1945.
                      Untuk  mempersiapkan  perjalanan  ke  Kalimantan  tersebut,
               Gubernur  Pangeran  Mohammad  Noor  juga  memerintahkan  kepada
               Tjilik Riwut bersama pemuda pejuang lain asal Kalimantan berangkat
               ke Surabaya sebagai rombongan pendahulu.  Menurut rencana, dari
                                                         32
               Pelabuhan  Gresik  di  Surabaya,  rombongan  Gubernur  menyeberang
               ke  Kalimantan.  Sebelum  berangkat,  rombongan  Tjilik  Riwut
               mendapat  pelajaran  tentang  Palang  Merah  dan  latihan  militer
               bersama kelompok Ikatan Pelajar Kalimantan (IPK) di Malang yang
               dipimpin oleh Darmasyah Syaid Asegaf. Tjilik Riwut ditunjuk sebagai
               ketua  rombongan  karena  berpengalaman  ketika  bekerja  sebagai
               perawat di sebuah rumah sakit.
                      Selanjutnya,  akhir  Oktober  1945,  Gubernur  Pangeran
               Mohammad Noor bersama staf dan anggota BPOG bergabung dengan
               sekitar  120  orang  pemuda  Kalimantan  yang  telah  berada  di
               Surabaya. Sesuai rencana awal, rombongan Gubernur akan bertolak
               dari  Pelabuhan  Gresik  ke  Samarinda  menumpang  kapal  Merdeka.
               Rombongan mendapat dukungan dari  Residen Surabaya, Sudirman,
               dan  Radio  Surabaya  yang  membekali  dua  buah  pemancar  radio
               sebagai  perangkat  komunikasi  selama  di  perjalanan.  Akan  tetapi,
               rombongan  gagal  berangkat  karena  terjadi  pertempuran  antara
               pasukan  Tentara  Republik  Indonesia  melawan  tentara  Inggris
               Gurkha. Kapal Merdeka terkena tembakan dan dalam posisi miring
               sehingga tidak layak layar. Akhirnya, rombongan Gubernur Pangeran
               Mohammad  Noor  tertahan  di  Surabaya.  Seperti  mendapat
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196