Page 214 - Naskah Gubernur Pertama di Indonesia
P. 214
200 Gubernur Pertama di Indonesia
Bali dan Lombok digabung menjadi satu keresidenan dengan kota
4
pelabuhan Singaraja sebagai pusat pemerintahan.
Peta Provinsi Sunda Kecil
Sumber: Kempen RI, Sunda Ketjil (Singaradja, 1953), hlm. 3-4.
Awalnya, Pemerintah kolonial Belanda tak menganggap
penting untuk menaklukkan Bali karena wilayah tersebut, selain
pemasok budak dan prajurit yang tangguh, dianggap tidak
menjanjikan keuntungan ekonomi yang terlalu besar. Namun, ada
beberapa hal yang membuat penguasa kolonial memutuskan untuk
menertibkan Bali. Pertama, raja-raja Bali tidak dapat menyudahi adat
“tawan karang,” yaitu perampasan barang terhadap kapal-kapal
dagang yang karam di perairan Bali walaupun sudah berulang kali
diadakan perjanjian antara penguasa kolonial dan para raja agar
5
rakyat Bali tidak lagi melakukannya. Adat ini tentunya mengancam
6
keamanan jalur-jalur perdagangan yang dikuasai Belanda. Kedua,
persaingan dan perang berkelanjutan antar-kerajaan, serta ancaman
masuknya penguasa asing dari negeri lain melalui kerja sama dengan
raja-raja yang bersaing, tidak mendukung politik Pax Neerlandica,
yaitu pemantapan negara kolonial dengan kendali tunggal atas
keamanan dan ketertiban wilayah jajahan. Ketiga, sejak awal abad
ke-20 ada kebutuhan pelaksanaan Politik Etis yang dilandasi niat
penegakan ketertiban dan pengadaban masyarakat bumiputra.
Pejabat-pejabat kolonial melihat kaum bangsawan dan raja-raja Bali

