Page 96 - 02 BUKU BAHAN MATERI FILM SEJARAH 270118
P. 96

BERITA PROKLAMASI KEMERDEKAAN DI INDONESIA






                   lagi, Bari Lukman menuliskan kambali pengumuman proklamasi pada
                   papan tulis itu. Petang harinya Kompeitei datang dan mengepung kantor
                   Tjahaja, tapi kantor Tjahaya sudah kosong.

                         Percetakan Siliwangi yang dipimpin Ili Sasmita berinisiatif mencetak
                   naskah proklamasi dalam bentuk selebaran dengan huruf bertinta merah.
                   Selebaran itu kemudian dibagi-bagikan kepada masyarakat. Adapun usaha
                   penyadapan pembacaan naskah proklamasi pada 17 Agustus di Jakarta oleh

                   Radio Hosyokyoku Bandung gagal dilakukan akibat ketatnya penjagaan
                   dan diputusnya saluran telepon oleh tentara Jepang. Sore hari, kedua
                   teknisi radio dari Jakarta, Sukiyun dan Mislan, tiba di Bandung. Mereka
                   mengabarkan bahwa Jepang telah menduduki studio sehingga tidak

                   mungkin menerobos dan menyiarkan berita proklamasi.
                         Pada saat yang bersamaan, 18  Agustus pagi, di Bandung, Sakti
                   Alamsyah, R.A. Darya, dan Sam Kawengke, menghadap para pimpinan
                   Radio Hosokyoku, yang didampingi sejumlah tentara Jepang. Dengan

                   sopan ketiga pemuda ini meminta kepada pihak Jepang agar studio
                   diserahkan kepada Indonesia. Saat berlangsung pembicaraan, tiba-tiba
                   terdengar letusan senjata api. Ternyata salah seorang anggota pemuda radio
                   menembak tentara Jepang yang berupaya menghalang-halangi. Peristiwa

                   ini menciutkan hati Jepang. Mereka kemudian meyerahkan kunci-kunci dan
                   peralatan penyiaran yang semula disita dan pergi meninggalkan studio.
                         Pukul 17.00, teks proklamasi diterima oleh R.A. Darja sebagai
                   pimpinan siaran Radio Bandung. Pada saat yang sama, Radio Jakarta

                   berhasil menyiarkan teks proklamasi kemerdekaan dengan pemancar kecil.
                   Pada 18  Agustus malam, proklamasi diperdengaran menggunakan alat
                   pemancar di lingkungan PT di Palsari yang berdaya pancar 20-10 kilowatt.
                   Kamar kontrol Studio Radio Bandung Hosokyoku di Tegallega, Bandung

                   Selatan, dijaga beberapa pemuda, di antaranya Sofyan  Djunaid. Di ruang
                   operator duduk Sakti Alamsyah, di bagian teknik adsa R.A. Darya, Sjam
                   Amir, Odas Sumadilaga, Herman Gandasasmita, T.M. Moh. Saman, Aiyat,

                                                                                        95
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101