Page 38 - TTG ANEKA PENGOLAHAN SAMPAH DOMESTIK
P. 38
BAB III – PENGELOLAAN SAMPAH
3. Pembuatan Pupuk Kompos
Sampah organik banyak dimanfaatkan sebagai kebutuhan untuk pertanian
dan sebagai sumber biogas. Pada bidang pertanian sampah organik dapat berupa
dedaunan, rerumputan kering, jerami dan sebagainya. Sampah tersebut dijadikan
sebagai bahan pembuatan pupuk kompos. Pupuk ini bisa digunakan sebagai
pupuk penyubur tanah di lahan terbuka yang digunakan sebagai media tanam.
Sampah organik merupakan sampah yang banyak di lingkungan rumah
tangga, pertanian, pasar, ataupun industri dan sebagainya. Pemanfaatan sampah
organik mempunyai peluang besar karena sampah bahan baku di lingkungan
tersebut. Sampah anorganik merupakan sampah yang tersusun oleh plastik, botol,
logam dan sebagainya. Sampah anorganik ini sangat sulit untuk terurai.
Kompos adalah hasil penguraian tidak lengkap dari campuran bahan–bahan
organik yang dapat dipercepat secara artfisial oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau
anaerobik. Proses pembuatan kompos anaerob yaitu dengan kondisi tidak ada
udara/tanpa udara (kedap udara) dan tidak memerlukan oksigen. Jika oksigen
masuk, maka kondisi anaerob akan terhambat dan gagal. Hal ini terjadi karena
pada kondisi anaerob membutuhkan bakteri pembentuk metana yang terdiri dari
bakteri pembentuk gas dan tidak termasuk sebagai pengoksidasi metan.
Sedangkan proses pembuatan pupuk secara aerob ini dilakukan di tempat yang
terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.
Pupuk organik yang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat terdapat
beberapa jenis diantaranya pupuk kandang, pupuk hayati, pupuk organik cair, dan
pupuk kompos. Pupuk kandang merupakan produk buangan dari binatang
peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah unsur hara, memperbaiki sifat
fisik, dan sifat biologi tanah. Pupuk kandang dibedakan menjadi dua macam yaitu
pupuk kandang padat dan pupuk kandang cair.
Pupuk hayati merupakan pupuk yang mengandung mikroorganisme yang
unggul dan bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah sebagai hasil dari
proses biokimia tanah. Adapun mikroorganisme unggul tersebut antara lain
Azotobacter sp dan Azospirillum sp yang berperan sebagai penambat nitrogen.
31