Page 84 - Modul Bahasa Indonesia Kelas VIII EDIT TERBARU (1)
P. 84
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
13 November 1943
(1) Analisis Unsur Fisik
Tipografi
Bentuk wajah yang ditampilkan pada puisi tersebut cukup menarik. Penulisannya rata kiri. Bagian kanan
tulisan terlihat tidak teratur. Terkesan singkat dan indah karena tiap baris puisi hanya disusun oleh beberapa
kata saja. Bahkan ada yang satu baris hanya terdiri satu kata. Jadi, baris-baris dalam puisi itu tidak panjang-
panjang, melainkan pendek. Selain itu, setiap baris tidak diawali dengan huruf kapital. Beberapa baris diawali
huruf kapital dan lainnya diawali huruf kecil.
Diksi
Diksi yang digunakan penyair adalah kata-kata yang bernada ragu, lemah, bimbang, dan rapuh. Sebagai
contoh pengarang menggunakan kata-kata ―Dalam termenung‖, ―Biar susah sungguh‖, ―Aku hilang bentuk‖,
―Remuk‖.
Imaji
Imaji yang muncul dalam puisi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
Imaji penglihatan terdapat pada kata-kata ―tinggal kerdip lilin di kelam sunyi‖. Penyair mengajak pembaca
melihat seberkas cahaya kecil walau hanya sebuah perumpamaan.
Imaji pendengaran terdapat pada ―aku masih menyebut namaMu‖. Pembaca diajak seolah-olah mendengar
ucapan tokoh aku dalam menyebut nama Tuhan .
Imaji sentuh atau rasa terdapat pada kata-kata ―cahaya-mu panas suci‖. Penyair menyampaikan kepada
pembaca nikmatnya sinar suci Tuhan sehingga pembaca seolah-olah merasakannya.
Kata Konkrit
Kata-kata konkrit yang dipakai pengarang diantaranya sebagai berikut. Kata ―termangu‖, untuk
mengkonkritkan bahwa penyair mengalami krisis iman yang membuanya sering ragu terhadap Tuhan. Kata-
kata ―tinggal kerdip lilin dikelam sunyi‖, untuk mengkonkritkan bahwa penyair mengalami krisis iman. Kata-
kata ―aku hilang bentuk/remuk‖, untuk mengkonkritkan gambaran bahwa penyair telah dilumuri dosa-dosa.
Kata-kata ―di pintumu aku mengetuk, aku tidak bisa berpaling‖ , untuk mengkonkritkan bahwa tekad penyair
80