Page 35 - Microsoft Word - KeruntuhanTeoriEvolusi
P. 35
disebutkan evolusionis saat menjelaskan asal mula kemampuan terbang, yaitu lalat, telah memiliki
kemampuan terbang yang sempurna. Sementara manusia tidak mampu mengedipkan mata 10 kali per
detik, seekor lalat biasa mengepakkan sayapnya 500 kali per detik. Di samping itu, lalat meng-gerakkan
kedua sayapnya secara serempak. Sedikit saja ada ketidaksesuaian pada getaran sayap, lalat akan
kehilangan keseimbangan; tetapi ini tidak pernah terjadi.
Evolusionis seharusnya lebih dulu menjelaskan bagaimana lalat mendapatkan kemampuan terbang yang
sempurna. Tetapi mereka justru mengarang skenario tentang bagaimana makhluk yang jauh lebih
canggung seperti reptil bisa terbang.
Bahkan penciptaan sempurna pada lalat rumah menggugurkan pernyataan evolusi. Seorang ahli biologi
Inggris, Robin Wootton, menulis dalam artikel berjudul “The Mechanical Design of Fly Wings (Desain
Mekanis pada Sayap Lalat)”:
“Semakin baik kita memahami fungsi sayap serangga, semakin tampak betapa rumit dan indahnya desain
sayap mereka. Strukturnya sejak semula didesain agar seminimal mungkin mengalami perubahan bentuk;
mekanismenya didesain untuk menggerakkan bagian-bagian komponen sayap secara terkirakan. Sayap
serangga menggabungkan ke-dua hal ini; dengan menggunakan komponen-komponen berelastisitas
berbeda, yang terakit sempurna agar terjadi perubahan bentuk yang tepat untuk gaya-gaya yang sesuai,
sehingga udara dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Masih sedikit, kalaupun ada, teknologi yang
1
sebanding dengan mereka.”
Sebaliknya, tidak ada satu fosil pun yang dapat membuktikan evolusi imajiner lalat. Inilah yang dimaksud
seorang ahli zoologi terkemuka Prancis, Pierre Grassé ketika mengatakan “Kita tidak memiliki petunjuk
2
apa pun tentang asal usul serangga.”
1)Robin J. Wootton, “The Mechanical Design of Insect Wing”, Scientific American, Vol. 263, November
1990, hlm. 120
2)Pierre-P Grassé, Evolution of Living Organisms, New York, Academic Press, 1977, hlm. 30
FOKUS:
Mitos tentang Evolusi Kuda
Hingga baru-baru ini, urutan imajiner evolusi kuda telah dikemukakan sebagai bukti fosil terpenting teori
evolusi. Akan tetapi, saat ini banyak pendukung evolusi berterus terang mengakui bahwa skenario evolusi
kuda telah hancur. Dalam sebuah simposium empat hari mengenai masalah-masalah teori evolusi
bertahap yang diselenggarakan pada tahun 1980 di Field Museum of Natural History, Chicago, dan
dihadiri 150 evolusionis, Boyce Rensberger, seorang evolusionis yang memberikan sambutan,
mengatakan bahwa skenario evolusi kuda tidak didukung oleh catatan fosil dan tidak ditemukan proses
evolusi yang menjelaskan evolusi kuda secara bertahap:
Contoh populer evolusi kuda, yang mengemukakan perubahan bertahap dari makhluk seukuran rubah
dengan kaki berjari empat yang hidup hampir 50 juta tahun lalu menjadi kuda masa kini yang lebih besar
dengan kaki berjari satu, telah lama diketahui keliru. Bertentangan dengan perubahan secara bertahap,
fosil setiap spesies peralihan tampak sama sekali berbeda, tidak berubah, dan kemudian menjadi punah.
1
Bentuk-bentuk transisi tidak diketahui.