Page 85 - PEMBINAAN NOVIS
P. 85

Pembinaan Novis



                   Berdasarkan pengalaman hidupnya yang semakin luas, maka disusunlah penetapan dan aturan
                   serta penegasan lain perihal cara hidup mereka sesuai dengan keadaan dan keperluan yang
                   baru selaras dengan masanya. Pada tahun 1223 kembali Fransiskus menyusun pedoman pola
                   hidup yang baru. Sudah barang tentu aturan yang kedua ini selaras dengan pila hidup yang
                   pertama  dan  lebih  luas  jangkauannya.  Anggaran  Dasar  yang  baru  ini  tidak  atau  belum
                   disampaikan ke Paus untuk mendapatkan pengesahan. Mungkin karena tidak ada persetujuan
                   dari tahta suci, dan para saudara menganggap tidak perlu atau enggan menyalin, sehingga
                   aturan pola hidup ini hilang, tidak tentu rimbanya. Hal yang sama diungkapkan pula oleh Sto.
                   Bonaventura:
                   Nah, karena ia hendak menyusun kembali anggaran dasar, yang ditulis terlampak panjang
                   lebar dengan tambahan ayat-ayat Injil itu, menjadi bentuk yang lebih ringkas, seturut yang
                   diharuska penglihatan yang ditunjukkan kepadanya itu, agar dapat diteguhkan secara resmi,
                   maka atas bimbingan Roh Kudus, ia bersama dengan dua sahabat naik ke gunung. Di sana
                   berpuasa dan puas dengan roti dan air saja, ia menyuruh tulis anggaran dasar sebagaimana
                   diilhamkan: Roh ilahi kepadanya tengah ia berdoa.
                   Ketika ia  turun dari gunung, maka ia  menyerahkan anggaran  itu kepada wakilnya untuk
                   disimpan. Ketika wakilnya beberapa hari kemudian menyatakan, bahwa naskah itu karena
                   keteledorannya telah hilang, maka pria suci itu kembali ke tempat yang sunyi itu dan menulis
                   kembali anggaran dasar itu seperti semula, seakan-akan perkataan itu diterima dari mulut
                   Allah  sendiri.  Lalu  anggaran  dasar  itu  diajukan  kepada  Sri  Paus  Honorius,  dan  ia
                   memperoleh dari beliau dalam tahu ke delapan ponfikatnya peneguhan yang dimohonkannya.
                   (LegMay 10)

                   Perjuangan Sto. Fransiskus tidaklah sia-sia, karena Anggaran Dasarnya yang diajukan ke bapa
                   Paus  mendapat  persetujuan,  yang  dikenal  sebagai  “Memoriale  Prepositie”  (1221/1228).
                   Anggaran  Dasar  yang  diajukannya  adalah  pola  hidup  persaudaraan,  berdasarkan  seluruh
                   pengalaman  hidupnya  dan  masukan  selama  Kapitel  Tikar  atau  peristiwa  lainnya,  untuk
                   menyelamatkan cita-citanya Fransiskus menyerahkan kepada kebijaksanaan Gereja Katolik di
                   Roma, sebagaimana dikisahkan oleh Thomas Celano:
                   Baiklah aku pergi ke Roma dan mempercayakan mereka kepada Gereja Roma, agar orang-
                   orang berkehendak jahat dipukul mundur oleh tongkat kekuasaannya dan agar para anak
                   Allah di mana-mana menikmati keleluasaan penuh untuk berkembang dalam keselamatan
                   kekal.  Anak-anakku  akan  mengakui  anugerah  manis  dari  ibu  mereka  dan  akan  selalu
                   mengikuti jejaknya yang patut dihormati itu dengan bakti khusus. Di bawah lindungannya
                   maka di dalam ordo tak ada persekongkolan jahat dan anak Beliau pun tak akan melewati
                   kebun anggura Tuhan tanpa kena hukum. Gereja kudus sendiri akan menuntun kemuliaan hati
                   digelapkan  oleh  awan  kesombongan.  Ikatan  cinta  kasih  dan  damai  dalam  diri  kita  akan
                   dipeliharanya dengan utuhnya dan para penentang akan dikenakan hukum sekeras-kerasnya.
                   Penghayatan suci Injil yang murni di bawah pengawasan akan berkembang terus dan ia tidak
                   akan  membiarkan  kehurusan  hidup  menghilang  sesaatpun.  Inilah  maksud  satu-satunya
                   membiarkan hamba Allah yang suci, ketika ia mempercayakan ordonya kepada Gereja. (2
                   Cel 24)

                   Dari kisah Fransiskus, penyusunan Anggaran Dasar bagi ordonya, nampak bahwa aturan tidak
                   dapat  seenaknya  disusun  dan  diberlakukan  secara  resmi  tanpa  pengesahan  dari  pimpinan
                   Gereja di Roma. Maksud dan cita-cita Sto. Fransiskus yang tertuang hendaklah disahkan oleh
                   Gereja sebagaimana dalam batasan Kitab Hukum Kanonik Kan 578:
                   Maksud  serta  cita-cita  para  pendiri  yang  disahkan  oleh  otoritas  gereja  yang  berwenang
                   mengenai hakekat, tujuan, semangat serta sifat tarekat, serta pula tradisi-tradisi mereka yang
                   sehat, yang ke semuanya merupakan khazanah warisan tarekat itu, hendaknya dipelihara oleh
                   semua orang dengan setia.

                   Di samping itu (c.q) Kan 587 yang berbunyi sbb:

                                                            165
   80   81   82   83   84   85   86   87   88