Page 11 - ANGGARAN DASAR ORDO FRANSISKAN SEKULAR
P. 11

7.             Bagian berikut dari AD (Art. 8-8) menjelaskan tentang disposisi pribadi atau
               prasyarat-prasyarat (yakni tobat dan bakti kepada Allah) yang perlu untuk mencapai persatuan
               dengan Yesus Kristus dan dengan sesama, --seperti telah digambarkan di atas.
                       Perubahan hati yang berlangsung terus atau pembaharuan rohani yang berkelanjutan adalah
               syarat pertama (Art. 7) untuk menyerupakan pikiran serta perbuatan seseorang dengan pikiran dan
               perbuatan Kristus.
                         Sebagaimana diperlihatkan oleh Fransiskus sendiri dalam suratnya yang dipakai sebagai
               Pembukaan AD ini, bahwa bila kita mencintai Tuhan dengan seluruh diri kita, bila kita membangun
               suatu komunitas ekaristik, -- dan menjauhkan hal-hal yang menghalangi kesatuan yang demikian --
               maka kita menjadi satu dengan Dia, memenuhi kehendak Bapa, dan memancarkan gambar-Nya ke
               tengah dunia. Jadi, pertobatan kita sehari-hari menjadi sarana utama untuk mengenakan Kristus dan
               menyerupakan diri kita dengan Dia. Sakramen rekonsiliasi lalu menjadi pertolongan praktis untuk
               mencapai tujuan tersebut.

               8.         Prasyarat lain adalah menjadikan bakti kepada Bapa sebagai pusat hidup kita sendiri,
               sebagaimana terjadi pada Kristus. Maka Fransiskan Sekular berkomunikasi dan mempersatukan
               dirinya dengan Tuhan melalui sakramen-sakramen (Sekali lagi: terutama Ekaristi), Ibadat Harian,
               kontemplasi dan ungkapan-ungkapan doa lainnya.

               9.      Deskripsi tentang cara hidup kini dialihkan kepada cara mewartakan Injil setiap hari melalui
               gaya hidup (Art.10-14) dan pelayanan atau melalui kegiatan-kegiatan kerasulan (Art. 15-19).
                      Pertama-tama penyerahan diri serta teladan Bunda Maria ditampilkan sebagai teladan utama
               menghidupi Injil. Devosi kepada Maria telah selalu merupakan tanda khas panggilan fransiskan, baik
               sebagai suatu cara menyatakan cinta kepadanya maupun sebagai jalan penting untuk sampai
               menemukan Yesus sendiri.


               10.     Fase pertama penginjilan memperlihatkan bagaimana para Fransiskan Sekular hidup di dunia
               ini (Art. 10-12). Mereka yang beralih dari Injil kepada Kehidupan memilih hidup sederhana (Art.
               10-12), di mana pengalaman kebersamaan (Art. 13) dan pelayanan tanpa-kenal-lelah (Art. 14)
               menjadi nilai dalam hidup sehari-hari.
                             Hidup sederhana dimulai dengan memilih untuk bersatu dengan Kristus sedemikian
               intensifnya, sehingga orang bahkan bersedia untuk ikut menanggung sengsara Yesus: beban-beban
               penderitaan dan sakit dalam diri sendiri maupun dari sumber-sumber luar.


               11.       Hidup sederhana juga nampak dalam tindakan mengurangi kebutuhan-kebutuhan akan
               materi, mengekang kehausan akan harta dan kecenderungan menguasai karena "punya milik", dan
               menggunakan segala anugerah Allah dalam semangat kemurahan hati, adil serta wajar. Maka bagi
               para Fransiskan Sekular, kemiskinan terdiri dari: menggunakan harta secara adil, mencukupi
               kebutuhan hidup hingga batas minimum dan memakai apa yang dimiliki hanya selaku penjaga, demi
               sebesar-besarnya keuntungan orang lain. Dengan jalan itu mereka hidup bagi Kerajaan Allah bukan
               bagi dunia ini, sesuai dengan piagam kebahagiaan yang ditawarkan dalam Sabda Bahagia.


               12.     Buah dari hidup sederhana dalam kemiskinan injili adalah kemerdekaan untuk membaharui
               dan menikmati harta tak ternilai Kerajaan Allah, yaitu: mengasihi Allah dan sesama (Art. 12).


               13.      Seiring-sejalan dengan hidup sederhana adalah sanggup mengakui dalam Kristus, bahwa
               semua orang adalah saudara dan saudari sederajat (Art. 13). Dalam cara hidup fransiskan, tak ada
               ruang untuk prasangka atau menutup diri (eksklusif). Dan sesungguhnya, rasa berkomunitas dan
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15