Page 10 - ANGGARAN DASAR ORDO FRANSISKAN SEKULAR
P. 10
2. Artikel dua mengidentifikasi Ordo Fransiskan Sekular sebagai suatu unsur vital dalam Keluarga
Fransiskan dan menujukkan apa ciri sekularnya yang khas. Artikel ini juga menegaskan bahwa semua
prasyarat yang menjadikannya sebagai sebuah Ordo yang resmi dalam Gereja Katolik, terpenuhi.
3. Dalam artikel tiga ini dibahas tentang kesinambungan antara Anggaran Dasar ini dengan
AD-AD terdahulu, pengaruhnya terhadap dunia dewasa ini serta pemecahannya oleh Gereja. AD ini
adalah AD ke-4 dalam rentang waktu delapan abad. AD ini memuat prinsip-prinsip hidup injili yang
tidak berubah itu dapat diterapkan dan relevan buat zaman sekarang. Para pemimpin Gereja
senantiasa membimbing gerakan Injili kepada kehidupan ini.
PASAL DUA
CARA HIDUP
4. Pasal dua menjabarkan cara hidup Fransiskan Sekular secara mendalam dan rinci.
Bagian pertama (Art. 4-6) menguraikan apa arti menghayati Injil dalam tradisi Fransiskan. Lalu
dijelaskan bahwa pertobatan dan bakti kepada Allah merupakan prasyarat uang perlu untuk
memeluk hidup injili tersebut (Art. 7-8). Akhirnya, Artikel 9-19 menggambarkan cara-cara berbagi
Kabar Baik Yesus Kristus itu melalui cara hidup para Fransiskan Sekular sendiri (Art. 10-14) dan apa
yang mereka kerjakan (Art. 15-19).
Dalam terang Kitab Suci dan ajaran-ajaran Konsili Vatikan II, pasal ini boleh dipandang sebagai
sebuah program penginjilan, yaitu: bagaimana kita sendiri diinjili seturut teladan Fransiskus dan
selanjutnya bagaimana kita menginjili orang-orang lain.
Artikel 4 meringkaskan "jantung hati" AD, bahwa inti terdalam hidup injili adalah persatuan
yang mesra dengan Yesus Kristus; atau dalam bahasa Santo Paulus "Aku hidup tetapi bukan lagi aku
sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku"(Gal 2:20). Karena itu seorang
Fransiskan Sekular yang dijiwai semangat Fransiskus, mengenal dan mengalami Tuhan Yesus secara
intensif, sambil mengikatkan dirinya pada diri Kristus.
5. Karena proses ini berkembang maka seorang Fransiskan Sekular mencari pribadi Kristus yang
hidup dan aktif itu dalam segala situasi kehidupan: dalam kegiatan liturgis (khususnya Ekaristi), dalam
Kitab Suci, Gereja dan sesama (Art. 5). Karena persatuan dengan Kristus yang mengorbankan diri
dalam Ekaristi merupakan pengalaman paling intensif dan lengkap perihal kehadiran-Nya yang real,
maka Perayaan Ekaristi menjadi kunci perjumpaan itu, sebagaimana di-pola-kan oleh Fransiskus
sendiri.
6. Pokok ketiga yang dikembangkan sehubungan dengan makna menghayati Injil adalah
ikut-serta dalam misi Kristus melalui kehidupan menggereja (Art. 6).
Dengan kata-kata dan teladannya, para Fransiskan Sekular memperkenalkan pada orang-orang
di sekitarnya, Kristus yang hidup, yang telah mereka alami. Dengan demikian mereka menjadi Injil
yang hidup yang dapat dibaca semua orang. Penginjilan seperti ini didasarkan pada ketaatan kepada
Roh Kudus yang menginspirasi dan membentuk Gereja, Tubuh Kristus. Demikianlah para Fransiskan
Sekular memupuk suatu keterbukaan kepada Roh Kudus dan melaksanakan perutusan mereka secara
kreatif. Selanjutnya, mereka mendengarkan panggilan Roh itu melalui loyalitas, dialog terbuka, dan
kerja sama dengan pejabat Gereja yang sah. Ketaatan inilah yang membuat pelayanan menjadi
otentik dan konsisten, tanpa mematikan kreativitas mereka.