Page 5 - ANGGARAN DASAR ORDO FRANSISKAN SEKULAR
P. 5
Demikianlah, dalam semangat Sabda Bahagia mereka hendaknya bertekad menyucikan hati
mereka dari segala kelekatan dan hasrat untuk memiliki dan menguasai, laksana Perantau dan Orang
Asing dalam perjalanan menuju Rumah Bapa.[19]
12. Sebagai saksi-saksi atas harta yang akan datang, dan karena oleh panggilan yang mereka
miliki itu mereka wajib mengejar kemurnian hati, demikian hendaknya mereka menjadikan diri
mereka bebas untuk mencintai Allah dan saudara-saudari mereka.[20]
13. Sebagaimana Bapa melihat di dalam setiap manusia gambar PuteraNya, yang sulung dari
antara banyak saudara dan saudari,[21] demikian pula kaum Fransiskan Sekular hendaknya dengan
rendah hati dan perikemanusiaan menerima semua orang sebagai pemberian Tuhan[22] dan Citra
Kristus.
Rasa persaudaraan membuat mereka bergembira dan bersedia menyamakan diri mereka
dengan semua orang, terutama dengan orang-orang yang paling kecil, yang baginya mereka bertekad
menciptakan kondisi hidup yang layak bagi ciptaan yang telah ditebus Kristus.[23]
14. Bersama-sama dengan semua orang yang berkehendak baik, mereka terpanggil untuk
membangun dunia yang lebih bersaudara dan lebih injili, sehingga Kerajaan Allah terwujud.
Hanya saja, mengingat bahwa siapa pun "yang mengikuti Kristus, Sang Manusia Sempurna, juga
menjadi lebih manusia", mereka hendaknya menjalankan tanggungjawabnya itu dengan keahlian
yang sepadan, dalam semangat pelayanan kristiani.[24]
15. Dengan kesaksian hidup mereka uang manusiawi dan dengan usaha-usaha yang terencana,
baik secara perorangan maupun sebagai kelompok, hendaklah mereka tampil untuk memajukan
keadilan, terutama dalam lingkup kehidupan masyarakat, dengan mengikat diri pada pilihan-pilihan
yang nyata dan sesuai dengan iman mereka.[25]
16. Hendaklah mereka menghargai kerja sebagai karunia dan sebagai partisipasi dalam penciptaan,
dan dalam penebusan serta pelayanan terhadap umat manusia.[26]
17. Di dalam keluarganya, hendaklah mereka menghayati semangat kedamaian fransiskan serta
kesetiaan dan rasa hormat terhadap kehidupan, sambil membuat semuanya itu menjadi tanda dunia
yang sudah diperbarui dalam Kristus.[27]
Khususnya pasangan-pasangan suami-isteri, sambil menghayati rahmat perkawinannya,
hendaklah membarui kesaksian kepada dunia perihal cintakasih Kristus keropas GerejaNya. Dengan
pendidikan kristiani yang wajar dan terbuka dan sambil memperhatikan panggilan masing-masing,
hendaklah mereka bersama-sama dengan anak-anak itu menempuh perjalanan manusiawi dan
rohaninya dengan riang hati.[28]
18. Selain itu mereka hendaknya memiliki rasa hormat terhadap ciptaan-ciptaan lain, yang
berjiwa atau bukan, yang menjadi lambang Yang Mahatinggi;[29] dan hendaklah mereka
sungguh-sungguh berusaha menghindari godaan menyalahgunakan ciptaan, menuju kepada
wawasan fransiskan perihal persaudaraan universal.