Page 44 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 44
sudah ‘bocor’. Mendahului tim yang akan berkunjung, salah seorang
tokoh HMI yakni Mustafa DM sudah memberitahu bahwa akan ada
tim yang datang dengan sudah membawa naskah pernyataan.
Begitu pintu rumah terbuka, Mustafa DM langsung mengancam
Mansyur Pawata dengan sebilah keris agar menolak menanda tagani
surat pernyataan tersebut. Perlu juga disampaikan bahwa lokasi
rumah Mansyur Pawata sekitar 1 (satu) kilometer dari jalan poros
utama. Kondisi jalan yang masih setapak berbatu dan tanpa
penerangan lampu jalan, sehingga jalanan terkesan agak gelap.
Keadaan ini dapat menyulitkan akses, terutama pada malam hari,
karena minimnya cahaya dan medan yang tidak rata.
Menjelang waktu tengah malam, tim sudah tiba di rumah
Mansyur Pawata. Adapun anggota tim yakni Ahmad Aljufri (Kepala
Sekolah Muhammadiyah tempatnya mengajar), Edyson Dayoh
(salah satu kepala bidang di Bappeda Sultra), Hunain Quraisy (dosen
IAIN), Fuad Faqih (kepala cabang PT Haji Kalla) dan Fikri Joenoes
(FKPPI). Setelah tiba di rumah Mansyur Pawata, situasi rumah yakni
remang-remang karena hanya menggunakan lampu teplok. Dalam
situasi di mana jumlah kursi di ruang tamu tidak cukup, terpaksa
anggota tim tidak dapat duduk semua. Sebagian ada yang
bersandar di tembok, tamu lain cukup dengan berdiri.
Fuad Faqih sebagai juru bicara (mungkin karena sering
memfasilitasi bastra di tempatnya/peternakan ayam Findayani)
membujuk dan meminta Manyur Pawata dan Zulkifli Joenoes selaku
sekum untuk menanda tangani surat penerimaan asas tunggal
tersebut. Jika ingin bertanda tangan maka pemerintah langsung
mengangkat menjadi PNS, menunaikan ibadah haji menggunakan
jatah KNPI, dan juga menjadi Ketua KNPI.
Fuad Juga menjelaskan pengorbanan dan kontribusinya
terhadap kegiatan HMI. Tidak bisa dipungkiri Fuad selaku kepala
kantor cabang PT Haji Kalla juga ada peternakan ayam. Saat Fuad
mengungkit-ungkit pengorbanannya terhadap HMI, tiba tiba emosi
25