Page 45 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 45

Mansyur  Pawata  muncul,  hati  dan  mukanya  terasa  panas  dan
            militansi  saya  bangkit,  atas  diungkapnya  kontribusi  dan
            sumbangannya    terhadap  kegiatan  HMI.  Mansyur  Pawata    tidak
            menyangka ternyata sumbangan dan dedikasi yang diberikan Fuad

            tidak ikhlas.
                   Terhadap semua tawaran dari tim, Mansyur Pawata dengan
            tegas  dan  suara  keras  (sampai  ibunya  terbangun  dari  tidur)
            menyatakan menolak menanda tangani surat pernyataan tersebut.
            Ia sama sekali tidak berminat dan tidak tertarik terhadap fasilitas
            naik  haji,  jabatan  ketua  KNPI  termasuk  menjadi  PNS.  Malahan
            Mansyur Pawata berkata keras sama Fuad “kontribusimu terhadap
            HMI tidak ikhlas dan ternyata punya target tertentu. Tolong dihitung
            semua kontribusimu dan berapa butir telur yang dimakan setiap kali
            bastra, semuanya saya akan ganti”.
                   Mendengar  pernyataannya  yang  tegas,  semua  yang  hadir

            terdiam dan membisu. Setelah itu dengan wajah marah dan tidak
            bersahabat,  mereka  permisi  pulang.  Setelah  tim  pulang,  dengan
            perlahan  mendekati  ibu  karena  terbangun  dari  tidur  sembari
            memohon maaf atas kejadian yang baru saja terjadi. Rupanya ibu
            sangat  memahami  perasaan  dan  situasi  yang  terjadi.  Ia
            memperkirakan  1  (satu)  jam  setelah  tim  pulang,  Manyur  Pawata
            pamit sama ibu dan mohon untuk sabar sekaligus di doakan dan
            tidak terlalu khawatir.

                   Mansyur Pawata  pamit sama ibu guna bersembunyi di suatu
            tempat yang aman guna menghindari tekanan dan intimidasi dalam
            satu dua hari saja. Keputusan ini diambil sebagai langkah preventif
            untuk menjaga keselamatan diri, mengingat situasi politik represif
            dan  ancaman  yang  mungkin  datang.  Dalam  kondisi  ketegangan
            tersebut, Mansyur Pawata  merasa perlu melindungi diri sementara
            agar tidak menjadi sasaran tindakan keras dari pemerintah berkuasa.
                   Dengan motor Suzuki bebek dan tas punggung kecil berisi
            beberapa pakaian dan buku buku dan juga stempel HMI, Mansyur


                                                                         26
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50