Page 31 - Presskonpress Tingkatkan Angka Kesembuhan dan Turunkan Angka Kematian Pasien COVID-19, Badan POM Terbitkan Izin Penggunaan dalam Kondisi Darurat Obat 5 - 6 Oktober 2020_Neat
P. 31
Judul : BPOM Izinkan Obat Favipiravir dan Remdesivir untuk Mengobati
COVID-19
Nama Media : poskota.co.id
Tanggal : 6 Oktober 2020
Halaman/URL : https://poskota.co.id/2020/10/6/bpom-terbitkan-izin-obat-favipiravir-dan-
remdesivir-untuk-pasien-covid-19
Tipe Media : Online
Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) mengumumkan telah menerbitkan
izin penggunaan dalam kondisi darurat (EUA)
terhadap obat Favipiravir dan Remdesivir
untuk digunakan pada pasien Covid-19.
Penerbitan EUA diharapkan dapat
memberikan percepatan akses obat-obat
yang dibutuhkan dalam penanganan
COVID-19 oleh para dokter sehingga mempunyai pilihan pengobatan yang sudah
terbukti khasiat dan keamanannya dari uji klinik,” jelas Kepala Badan POM RI, Penny
K. Lukito, dalam keterangan resminya, Senin (5/10/2020)
Adapun izin tersebut diberikan kepada Industri Farmasi PT Beta Pharmacon (Dexa
Group) dengan merek dagang Avigan® dan kepada PT. Kimia Farma Tbk. yang saat
ini sudah memproduksi produk generik Favipiravir di Indonesia sejak 3 September
2020.
Sedangkan untuk Remdesivir, telah diberikan EUA sejak tanggal 19 September
kepada Industri Farmasi PT. Amarox Pharma Global, PT. Indofarma, dan PT. Dexa
Medic
Penny menjelaskan, kedua obat tersebut telah terbukti melalui uji klinik menunjukkan
kemanfaatannya dalam menyembuhkan pasien Covid-19.
Obat Favipiravir sendiri dapat digunakan untuk pasien derajat ringan dan sedang yang
dirawat di rumah sakit, sedangkan Remdesivir digunakan untuk pasien derajat berat
yang dirawat di rumah sakit.
EUA sendiri merupakan persetujuan penggunaan obat atau vaksin saat kondisi
darurat kesehatan masyarakat, dalam hal ini pandemi Covid-19. Terhadap produk
yang telah mendapatkan EUA, Badan POM terus melakukan pengawasan penyaluran
dan peredaran sejak dari industri farmasi, pedagang besar farmasi, dan sarana
pelayanan kefarmasian.
“Semoga para dokter dan tenaga kesehatan lain bekerja sama untuk berpartisipasi
aktif dalam pemantauan terhadap khasiat dan keamanan melalui kegiatan
Farmakovigilans,” tutup Penny.