Page 33 - Presskonpress Tingkatkan Angka Kesembuhan dan Turunkan Angka Kematian Pasien COVID-19, Badan POM Terbitkan Izin Penggunaan dalam Kondisi Darurat Obat 5 - 6 Oktober 2020_Neat
P. 33

“Semoga para dokter dan tenaga kesehatan lain bekerja sama untuk berpartisipasi
               aktif  dalam  pemantauan  terhadap  khasiat  dan  keamanan  melalui  kegiatan
               Farmakovigilans,” lanjutnya.

               Farmakovigilans  merupakan  kegiatan  pemantauan  dan  pelaporan  kejadian  tidak
               diinginkan dan/atau efek samping obat pada pasien oleh dokter dan tenaga kesehatan
               lainnya  di  fasilitas  pelayanan  kesehatan.   Semua  laporan  tersebut  diterima  oleh
               BPOM dan dievaluasi secara periodik. Apabila terdapat  peningkatan frekuensi efek
               samping, maka BPOM dapat melakukan tindak lanjut dengan memberikan komunikasi
               risiko dan pencabutan EUA untuk meningkatkan kehati-hatian dalam penggunaan dan
               perlindungan kesehatan masyarakat.

               Sebagai  bagian  dari  Komite  Penanganan  COVID-19  dan  Pemulihan  Ekonomi
               Nasional  serta  anggota  Satuan  Tugas  Percepatan  Penanganan  COVID-19,  selain
               percepatan akses obat, BPOM juga berupaya melakukan percepatan akses vaksin
               yang digunakan dalam penanganan COVID-19.

               Saat ini, sebagaimana diketahui BPOM sedang mengawal uji klinik fase III Vaksin
               Sinovac  oleh  PT.  Bio  Farma  bekerja  sama  dengan  FK  Unpad.  Vaksin  tersebut
               dikembangkan oleh Sinovac Life Science China dengan menggunakan teknologi virus
               tidak  aktif  (inactivated virus).  Uji  klinik  fase  III  ini  direncanakan  melibatkan  1.620
               sukarelawan di Bandung. Sampai dengan September 2020 telah direkrut 1.089 subjek
               yang telah mendapatkan suntikan pertama dan 457 subjek yang telah mendapatkan
               suntikan kedua.

               “Sejauh ini, tidak ada laporan kejadian efek samping dalam uji klinik ini. Diharapkan
               semua subjek dapat selesai direkrut pada pertengahan Oktober 2020, sehingga data
               interim  hasil  uji  klinik  bisa  kami  dapatkan  untuk  dilakukan  proses  evaluasi  untuk
               mendapatkan EUA,” ungkap Kepala BPOM.

               Dalam  pengawalan  terhadap  pelaksanaan  uji  klinik  tersebut,  BPOM  melakukan
               evaluasi  terhadap  protokol  uji  klinik  sebelum  dilaksanakan,  agar  uji  klinik  yang
               dilakukan dapat mencapai tujuan dalam memastikan khasiat dan keamanan vaksin
               yang diuji. Selain mengawal pelaksanaan uji klinik untuk membuktikan khasiat dan
               keamanan vaksin tersebut, BPOM juga mengawal penyiapan produksi vaksin untuk
               memenuhi persyaratan mutu produk, melalui sertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat
               yang Baik) sarana produksi bulk vaksin di China dan proses filling finished product di
               PT. Bio Farma.

               Mengingat vaksin yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia
               berjumlah besar, perlu dilakukan pencarian sumber-sumber vaksin yang lain. Salah
               satunya  adalah  sumber  vaksin  dari  Sinopharm  –  G-42  Abu  Dhabi,  yang  saat  ini
               sedang berlangsung uji klinik fase 3 di Uni Emirat Arab (UEA).

               “Saat ini uji klinik fase III tengah berlangsung di UEA dengan target subjek 22.000 dan
               selesai pada akhir bulan Oktober 2020. Indonesia melalui PT. Kimia Farma sebagai
               salah satu BUMN Farmasi yang bekerjasama dengan G42, perusahaan multi nasional
               di UEA akan mendapat  suplai  vaksin  tersebut.  BPOM  telah melakukan  kerjasama
               dengan  Otoritas  Obat  di  UEA  untuk  melakukan  evaluasi  bersama  agar  proses
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38