Page 3 - IMG_20181014_0001
P. 3

BAB I


                                                  PENDAHULUAN




               A.  Latar Belakang

                              Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1945  Pasal  31


                   ayat  (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat  pendidikan, dan

                   ayat  (3)  menegaskan  bahwa  pemerintah  mengusahakan  dan  menyelenggarakan  satu

                   sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak


                   mulia  dalam  rangka  mencerdaskan  kehidupan  bangsa  yang  diatur  dengan  undang-

                   undang.


                          Undang-undang (UU) No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

                   Pasal 32 menyebutkan bahwa “pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) merupakan


                   pendidikan  bagi  siswa  yang  memiliki  tingkat  kesulitan  dalam  mengikuti  proses

                   pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial” (Efendi, 2006: 1).

                          Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan  pendidikan untuk siswa yang


                   berkelainan  atau  siswa  yang  memiliki  kecerdasan  luar  biasa  yang  diselenggarakan


                   secara  inklusif  atau  berupa  satuan  pendidikan  khusus  pada  tingkat  pendidikan  dasar

                   dan menengah. Secara tidak disadari pemerintah membangun sistem pendidikan SLB

                   yang  terpisah  dengan  pendidikan  secara  umum,  eksklusif.  Hal  ini  terlihat  dengan


                   diizinkannya  beberapa  sekolah  SLB  yang  didirikan  untuk  melayani  pendidikan  bagi

                   kaum difabel.


                          Salah satu bentuk ketunaan adalah tunagrahita. Untuk pembelajaran di SMALB

                   kurikulum  yang  diterapkan  adalah  sama  dengan  kurikulum  di  sekolah  normal  yaitu
   1   2   3   4   5   6   7   8