Page 10 - E-BOOK SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA ZAMAN BATU SAMPAI ZAMAN LOGAM DI KEPULAUAN INDONESIA
P. 10

SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA ZAMAN BATU SAMPAI ZAMAN LOGAM DI KEPULAUAN
               INDONESIA

               Mengenai kebudayaan kerohanian yang tumbuh pada zaman ini masih belum ditemukan

               bukti-bukti yang mendukungnya.


               2.  Zaman Mesolithikum
                       Ciri kebudayaan Mesolithikum tidak jauh berbeda dengan kebudayaan

               Palaeolithikum, namun pada masa ini kebudayaan Paleolithikum sudah mendapat pengaruh
               dari daratan Asia. Manusia pada zaman ini masih hidup berburu dan menangkap ikan tapi sebagian

               sudah mempunyai tempat tinggal tetap, sehingga dimungkinkan sudah mengenal sistetm bercocok
               tanam, tapi dalam skala kecil. Hasil-hasil kebudayaannya adalah sebagai berikut:

               a.  Kjokkenmoddinger
                       Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken

               artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah
               sampah dapur.















                                       Gambar 8: Kjokkenmoddinger
                                       Sumber: koleksi Septi Alrianingrum

                       Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang

               dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah membatu/menjadi fosil.
               Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan

               Medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup

               pada zaman ini sudah menetap. Tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan
               penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang

               ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum). Kapak genggam yang

               ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatera
               (Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu di pulau Sumatera. Pebble ini terbuat






               P
    P E R K E M B A N G A N   T E K N O L O G I   P A D A   Z A M A N   B A T U   S A M P A I   L O G A M   D I   N U S A N T A R A    Page 9
               DD
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15