Page 131 - Pola Sugesti Erickson
P. 131
Milton Erickson: Pola Sugesti dan Strategi Terapi
“Ketika orang tahu cara menangani situasinya secara sehat, ia tidak membutuhkan
lagi simptomnya dan apakah kita masih perlu mengetahui apa yang menjadi akar
masalahnya?” katanya dalam percakapan dengan Jay Haley.
Kesimpulan semacam ini bisa kita runut awalnya dari riwayat hidup Erickson
sendiri. Sepanjang hidupnya, ia berkali-kali mengalami situasi hipnotik dalam urusan
dengan pemerolehan kecakapan baru. Maka tidak aneh bahwa ia kemudian sampai pada
kesimpulan bahwa hakikat hipnosis adalah proses pembelajaran. Dan dalam proses
pembelajaran itu, terapis menjalankan fungsinya untuk membantu pasien mendapatkan
kecakapan dalam mengelola situasinya dan sanggup menghadapi situasi apa pun dalam
cara yang sehat dan kontruktif.
Dalam proses pembelajaran itu, ia bahkan sering tidak menyinggung-nyinggung apa
pun yang berkaitan langsung dengan masalah pasiennya. Pandangannya belakangan
bahkan agak ekstrem tentang simptom dan akar masalah. Menurutnya banyak simptom
dan masalah fisik terjadi karena alasan yang tidak relevan. Petikan tanya jawab di bawah
ini antara Erickson (E) dan Jay Haley (H) mungkin bisa lebih menjelaskan bagaimana
cara Erickson menghadapi simptom dan memberikan pembelajaran kepada pasien.
H: Apa informasi yang ingin kauketahui mengenai pasien yang mengidap sakit kepada
setiap dua minggu sekali, sering seminggu sekali? Sakit kepala ini berlangsung
selama tiga hari dan perempuan itu menelan obat-obatan agar bisa tidur.
E: Ia mengidap sakit kepala dengan satu alasan. Pertimbangan pertamaku adalah
sebanyak apa ia memerlukan sakit kepala untuk alasan yang tidak ia ketahui?
Apakah ia benar-benar memerlukannya setiap minggu, atau setiap dua minggu?
Apakah ia benar-benar memerlukannya selama tiga hari? Apakah mungkin cukup
dua setengah hari, apa pun alasannya, dan bukan tiga hari? Atau, karena ia
memiliki alasan-alasan yang tidak diketahuinya, apakah perlu sakit kepalanya
muncul pada waktu yang tidak menyenangkan? Dapatkah alasan itu dipuaskan
dengan memunculkan sakit kepala pada waktu yang sangat menyenangkan dan
dalam waktu sependek-pendeknya yang cukup untuk memuaskan alasan itu?
Perlukah sakit kepala itu menusuk-nusuk dan nyeri atau bisakah ia menjadi sekadar
rasa berat yang mengganggu dalam waktu singkat dan kemudian hilang dengan
sendirinya? Begitulah aku memberi penekanan bahwa ia mempunyai sakit kepala,
bahwa ia bisa tetap sakit kepala, memberi pertimbangan mengenai rentang
131