Page 21 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 21

Partai  dan  organisasi  politik  yang  melakukan  taktik  kooperatif  dengan
            pemerintah Hindia  Belanda adalah  Persatuan  Bangsa Indonesia  dan  Partai
            Indonesia Raya. Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) mendirikan bank, koperasi
            serta perkumpulan  tani  dan  nelayan.  Pemakarsanya adalah  Dokter  Sutomo,

            seorang  pendiri  Budi  Utomo.  Pada  perkembangan  selanjutnya  sekitar  tahun
            1935 terjadi penyatuan antara Budi Utomo dan PBI menjadi Partai Indonesia
            Raya (Parindra) yang diketuai adalah Dokter Sutomo. Organisasi-organisasi lain
            yang ikut bergabung dalam Parindra adalah: Serikat Sumatera, Serikat Celebes,

            Serikat Ambon, Kaum Betawi, dan Tirtayasa. Kemudian dalam kongresnya tahun
            1937,  Wuryaningrat  terpilih  sebagai  ketua  dibantu  oleh  Mohammad  Husni
            Thamrin, Sukarjo Wiryapranoto, Panji Suroso, dan Susanto Tirtoprojo. Kerjasama
            antar  anggota  cabang-cabangnya  menjadikan  Parindra  sebagai  partai  politik

            terkuat menjelang runtuhnya Hindia Belanda.
                  Disamping Parindra juga muncul organisasi lain seperti Partindo. Partai ini
            merupakan kelanjutan dari PNI yang dilarang dan para pemimpinnya ditahan
            oleh  pemerintah  kolonial  seperti  Soekarno.  Para  petinggi  PNI  yang  tidak

            ditangkap kemudian pecah menjadi dua faksi yang berbeda. Faksi pertama yaitu
            Mr. Sartono yang mendirikan Partindo dan faksi kedua yaitu Moh. Hatta dan
            Sutan Syahrir yang mendirikan PNI Baru. Namun Sayangnya kedua organisasi
            tersebut tidak lama bertahan.

                  Organisasi lain yang berada pada zaman ini adalah Gerakan Rakyat Indonesia
            (Gerindo) yang didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937. Tokoh-tokoh yang
            duduk dalam Gerindo ialah dr. A.K. Gani, Mr. Sartono, Mr. Mohammad Yamin,
            dan Mr. Amir Syarifuddin. Pada masa pemerintah Gubernur Jenderal Limburg

            Stirum (1916-1921) dibentuk Volksraad atau Dewan Rakyat, yaitu pada tanggal
            18 Mei 1918. Anggota dewan dipilih dan diangkat dari golongan orang Belanda,
            Indonesia, dan bangsa-bangsa lain. Tujuan pembentukan Dewan Rakyat adalah
            agar wakil-wakil rakyat Indonesia dapat berperan serta dalam pemerintahan.

                  Golongan kooperatif berupaya semaksimal mungkin untuk memanfaatkan
            Dewan Rakyat. Pada tahun 1930 Mohammad Husni Thamrin, anggota Dewan
            Rakyat, membentuk Fraksi Nasional guna memperkuat barisan dan persatuan
            nasional.  Mereka menuntut perubahan  ketatanegaraan dan penghapusan

            diskriminasi diberbagai bidang. Mereka juga menuntut penghapusan beberapa


                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            17
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26