Page 24 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 24
Belanda. Namun pada perkembangan selanjutnya Jepang mulai menampakkan
sikap yang tak bersahabat dan cenderung kejam pada bangsa Indonesia.
Disamping itu organisasi-organisasi yang dibuat pada dasarnya untuk mendukung
kepentingan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.
Gencarnya pergerakan politik pada awal pendudukan Jepang membuat
pemerintah Jepang melarang semua kegiatan politik. Pada tanggal 21 Maret
1942 dikeluarkan surat keputusan untuk membubarkan semua organisasi yang
bergerak di bidang politik. Jepang hanya mengijinkan organisasi sosial seperti
olah raga dan kesenian. Organisasi politik dimungkinkan bila merupakan gerakan
bersama untuk kepentingan bangsa Asia seperti Gerakan 3 A. Melalui organisasi
ini Jepang memperkenalkan diri sebagai pembela Asia terhadap kekejaman
Imperialisme Barat. Gerakan ini bersemboyan Nippon pelindung Asia, Nippon
cahaya Asia dan Nippon pemimpin Asia. Namun sayangnya gerakan ini tidak
memperoleh simpati dari kaum pergerakan, penyebab utama adalah pemimpin
organiasasi ini yang dianggap tidak terkenal dimata rakyat Indonesia.
Pasca dibubarkannya Gerakan 3A Jepang kemudian mencari format baru
bentuk organisasi yang akan didukung oleh rakyat. Pada masa inilah Jepang
kemudian menggunakan jasa beberapa pemimpin pergerakan nasional yang
popular dimata rakyat seperti Soekarno dan Hatta. Jepang kemudian membentuk
Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) yang dipimpin oleh Soekarno, Moh. Hatta, Ki
Hajar Dewantara, dan KH. Mas Mansyur. Menariknya PUTERA malah dianggap
terlalu popular dan kuat pengaruhnya untuk rakyat karena para pemimpinnya,
Jepang kemudian menghapus organisasi ini dan diganti dengan Jawa Hokokai
(Himpunan Kebaktian Jawa) yang dipimpin oleh Soekarno dan Hatta saja.
Disamping organisasi-organisasi tersebut Jepang juga berusaha merayu para
golongan Ulama dengan membentuk berbagai organisasi yang berafiliasi ke
agama Islam seperti MIAI dan Masyumi.
Dalam bidang militer jepang juga membentuk beberapa organisasi semi-
militer yang tujuan utamanya adalah membantu Jepang dalam Perang Pasifik.
Organisasi-organisasi ini juga beragam, mulai dari yang dibedakan berdasarkan
gender, usia, dan fungsinya di medan perang. Contoh dari organisasi-organisasi
semi-militer tersebut seperti: Seinendan (pemuda), Fujinkai (wanita), Keibodan
(polisi), Heiho (tentara cadangan), dan PETA (pasukan pembela tanah air).
Sejarah Nasional Indonesia VI 20