Page 257 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 257
negara yang ikut serta membentuk suatu blok kedaerahan untuk
mereka sendiri.
4. Para perdana menteri menyatakan kepuasan mereka terhadap hasil-
hasil dari konferensi Jenewa mengenai Indo-Cina dan penghentian
musuhan. Mereka menyatakan pengharapan mereka supaya
persetujuan-persetujuan Jenewa dihormati dan dijalankan sepenuhnya
oleh semua pihak yang bersangkutan dan tidak ada campur tangan
dari luar yang dapat mengintervensi keputusan tersebut.
5. Para perdana menteri, dalam menyikapi masalah kolonialisme juga
memperhatikan soal Irian Barat di Indonesia. Para perdana pemrakarsa
konferensi ini menyokong pendirian indonesia dalam menyelesaikan
masalah Irian Barat dengan pihak Belanda yang dianggap acuh
terhadap masalah ini.
6. Para perdana menteri menyatakan bahwa mereka akan terus
menyokong tuntutan bangsa-bangsa Tunisia dan Maroko akan
kemerdekaan nasional mereka serta hak yang sah untuk menentukan
nasib sendiri.
7. Para perdana menteri mengulangi kekhawatiran mereka akan bahaya
dari dampak nuklir dan Termo-nuklir yang seringkali digunakan
negara-negara besar dalam rangka pengujicobaan sesuatu (Senjata
umumnya). Mereka menginginkan kepada semua yang bersangkutan
supaya menghentikan percobaan-percobaan itu. Mereka juga meminta
kepada komisi perlucutan senjata untuk segera mempertimbangkan
hal ini.
8. Perkembangan Ekonomi dari negeri Asia juga harus diperhatikan agar
kemakmuran para rakyatnya segera tercipta. Hal ini terkait dengan
pengelolaan segala macam sumber daya alam yang ada di wilayah
tersebut. Kekayaan alam yang telah diselidiki dan diyakini ada tersebut
harus dimanfaat untuk kesejahteraan rakyat banyak.
9. Para perdana menteri berpendapat bahwa kerjasama dalam bidang
ekonomi terutama penyediaan lapangan kerja juga harus mendapat
perhatian pemerintah. Mereka berpendapat bahwa harus dibentuk
suatu panitia yang terdiri dari para ahli yang kompeten dibidang
ekonomi.
Sejarah Nasional Indonesia VI 253