Page 254 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 254

atas undangan perdana menteri Indonesia. Hal ini dilakukan karena di Colombo
            belum  terdapat  kesatuan  pendapat  mengenai  baik-tidaknya  diadakannya
            suatu  Konferensi  bangsa-bangsa  Asia-Afrika, maka sewaktu  para Perdana

            Menteri bertemu di Bogor tercapailah kesatuan pandangan untuk mengadakan
            konferensi demikian. Disamping menyetujui, bahwa konferensi itu juga harus
            mendapatkan dukungan bersama dalam pelaksanaannya dimana para perdana

            menteri tersebut memutuskan, bahwa pertemuan akan diadakan di Indonesia.
                                                                                        17
                  Para  pemimpin-pemimpin  politik  tersebut  sadar  akan  nasib  bangsa-
            bangsa yang pada waktu itu belum merdeka di Asia dan Afrika serta gangguan
            terhadap  perdamaian  dan  stabilitas  politik  dunia.  Dengan  demikian  mereka
            sepakat bahwa bangsa-bangsa di dunia yang baru merdeka itu, khususnya di

            Asia dan Afrika perlu bekerja sama dengan erat dan memainkan peranannya
            dalam usaha bersama untuk membangun dunia yang lebih baik. Semua bangsa
            dapat bekerja sama untuk kesejahteraan rakyatnya dan untuk perbaikan dunia

            serta umat manusia seluruhnya.
                                            18
                  Ditinjau  dari  perspektif  sejarah,  keputusan  yang  diambil  di  Bogor
            oleh para pemimpin-pemimpin  pada waktu itu telah menunjukkan suatu
            ketajaman  perkiraan, keluasan  pandangan, keberanian,  dan  kenyakinan  yang
            luar biasa.  Ketajaman perkiraan, karena mereka secara tepat berpendapat

            bahwa kemerdekaan dan kebebasan bangsa-bangsa Asia dan Afrika tidak saja
            merupakan hal yang tidak dapat dielakkan, akan tetapi merupakan prasyarat
            mutlak bagi setiap usaha untuk merubah keadaan dunia pada waktu itu. Keluasan

            Pandangan, karena keyakinan mereka tidak didasarkan atas nasionalisme yang
            sempit  yang berlandaskan prasangka rasial,  melainkan  atas dasar-dasar  ko-
            eksistensi yang berlaku dan yang dapat diterima secara universal. Keberanian,
            karena mereka mengusulkan agar supaya bangsa-bangsa yang baru merdeka
            itu  mengambil  tempatnya diantara bangsa-bangsa  di  dunia  dan  memainkan

            peranannya dalam usaha bersama untuk membangun dunia yang lebih baik atas
            dasar persamaan bersama bangsa-bangsa  lain, beberapa diantaranya adalah
            bekas penjajahan mereka. Keyakinan, karena mereka telah mengambil prakarsa

            pada waktu keadaan di dunia nampak jauh dari pada memberi harapan baik
            untuk melakukan usaha yang telah diputuskan ke lima negara ini.
                                                                            19
            17   Ibid. hh. 89-91
            18   Ibid, hh. 89-91
            19   Ibid, hh. 89-91
                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            250
   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259