Page 262 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 262
h) Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai
seperti perundingan, persetujuan, arbitras (pemusatan suatu petikaian
oleh seorang penengah yang dipilih oleh pihak-pihak yang bertikai,
bersengketa) atau menyelesaikan hukum atau cara damai lainnya
menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan piagam
PBB.
i) Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.
j) Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban Internasional.
27
Inilah “Dasasila Bandung” yang membawa nama
Bandung dikenal ke berbagai pelosok dunia. Sepuluh
reminder sila konferensi Bandung itu pada hakekatnya berkisar
Sepuluh sila hasil kepada masalah hubungan internasional yang sifatnya
Konferensi Asia
Afrika di Bandung terletak di bidang politik. Politik tentang hak-hak
dikenal dengan istilah manusia dan kehendak mempertahankan perdamaian
Dasasila Bandung. dunia dengan segala aspeknya, baik dilihat dari sudut
sebab maupun akibat dari sesuatu berdasarkan sikap
politik.
28
Kerjasama di bidang ekonomi dirumuskan yaitu
dengan hasrat dan tujuan konferensi yang mencari dan mencapai kerjasama
di bidang ekonomi antara wilayah (regional cooperation). Dasarnya adalah
kepentingan bersama dan hormat-menghormati kedaulatan nasional masing-
masing. Walaupun ada anjuran kerjasama dibidang ekonomi diantara negara itu
yaitu penanaman modal asing itu juga termasuk kerjasama di bidang ekonomi.
Kerjasama menanam modal ini sebagai contoh yaitu perusahaan patungan yang
tidak bertentangan dengan kepentingan negara-negara tersebut. Kerjasama
itulah harus ditingkatkan dengan membuat perkembangan yang berbeda bagi
perdagangan ekspornya yang mengenai bahan baku.
29
Kerajasama di bidang kebudayaan juga mendapat pengaruh dari penjajahan
maka perkembangan kebudayaan bangsa-bangsa Asia-Afrika terhalang, bahkan
ditindas oleh kaum penjajah. Sehingga mengalami stagnasi perkembangan dan
perhubungan kebudayaan dengan bangsa Asia dan Afrika. 30
27 Widjaja, 1986. Op.Cit. h. 26
28 Diah, 1980. Op.Cit. h. 4.
29 Ibid, hh. 4-5
30 Ibid, hh. 4-5
Sejarah Nasional Indonesia VI 258