Page 267 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 267

b)   Kerjasama di bidang kebudayaan
                1.  Konferensi  Asia-Afrika yakin  bahwa di  antara usaha-usaha  yang
                   terpenting  untuk  memajukan  pengertian  diantara  bangsa-bangsa

                   ialah usaha memajukan kerjasama kebudayaan. Asia dan Afrika adalah
                   tempat lahirnya agama-agama dan kebudayaan-kebudayaan yang besar
                   yang telah memperkaya kebudayan-kebudayaan lain  dan  peradaban-
                   peradaban lain. Dengan begitu, maka kebudayaan-kebudayaan Asia dan

                   Afrika mempunyai dasar Rohani dan Universal. Tetapi negara-negara Asia
                   dan Afrika telah terpusat selama beberapa abad yang lalu. Bangsa-bangsa
                   Asia dan Afrika sedang berkehendak dengan sungguh-sunguh  untuk
                   memperbaharui hubungan-hubungan  kebudayaan  mereka yang lama

                   dan mengembangkan hubungan-hubungan baru dalam hubungan dunia
                   modern sekarang. Semua negara-negara peserta Konferensi menyatakan
                   kehendak untuk bekerja yang lebih erat dalam kebudayaan.
                2.  Konferensi  Asia-Afrika  memperhatikan  kekayaan,  bahwa  adanya

                   kolonialisme dibanyak wilayah Asia dan Afrika, dalam bentuk apapun juga,
                   tidak hanya menghalang-halangi kerjasama kebudayaan, tetapi menindas
                   pada  kebudayaan  nasional  dari  rakyat.  Beberapa negara penjajah
                   telah mengabaikan rakyat negara-negara jajahannya,  hak atas dasar

                   mereka dalam bidang  pendidikan dan  kebudayaan telah menghalang-
                   halangi perkembangan kepribadian mereka dan juga mencegah adanya
                   hubungan kebudayaan dengan bangsa-bangsa Asia dan Afrika lainnya.
                   Hal itu terjadi  Tunisia, Aljazair, dan Marokko, dimana hak dasar rakyatnya

                   untuk mempelajari bahasa dan kebudayaan mereka sendiri telah ditindas.
                   Diskriminasi semacam ini telah dijalankan pula terhadap bangsa-bangsa
                   Afrika dan bangsa-bangsa Kulit berwarna di beberapa wilayah dari benua
                   Afrika. Konferensi merasa bahwa tindakan-tindakan ini merupakan hak-

                   hak atas manusia, menghalang-halangi berkembangnya kebudayaan di
                   daerah ini dan pula menghalang-halangi kerjasama kebudayaan dalam
                   lapangan internasional yang lebih luas. Konferensi dengan ini mengutuk
                   pelanggaran hak-hak dasar  manusia  dalam lapangan pendidikan dan

                   kebudayaan di beberapa daerah di Asia dan Afrika dan bentuk-bentuk lain
                   dari penindasan kebudayaan. Konferensi terutama mengutuk rasialisme


                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            263
   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271   272