Page 55 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 55
mengatur penduduknya. Kekuasaan pada negara federasi diatur dalam konstitusi
federal. Ciri-cirinya:
1. Kepala negara dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab terhadap
rakyat.
2. Tiap-tiap negara bagian memiliki kekuasaan asli tetapi tidak memiliki
kedaulatan.
3. Kepala negara memiliki hak veto yang diajukan parlemen.
4. Tiap-tiap negara bagian memiliki wewenang untuk menyusun UUD
sendiri asalkan sejalan dengan pemerintah pusat.
5. Pemerintah pusat memiliki kedaulatan terhadap negara-negara bagian
untuk urusan luar dan urusan dalam.
Negara-negara dengan bentuk federasi antara lain Amerika Serikat,
Malaysia, India, dan Australia. Dalam sejarahnya, Amerika memiliki 13 koloni
bekas jajahan Inggris. Koloni-koloni tersebut telah sepakat untuk membentuk
sebuah negara federasi. Di Amerika, negara pusat punya wewenang untuk
mencetak uang dan mengenai pertahanan negara bagian menentukan hak dan
kewajiban.
Indonesia pernah menjadi federasi bentukan Belanda pada tahun 1949,
namun hanya bertahan tujuh bulan saja. Banyak rakyat bersuara agar Indonesia
kembali lagi kebentuk NKRI yang telah disepakati pada sidang BPUPKI. Setelah
proklamasi, Belanda datang dengan tujuan menguasai kembali Indonesia. Antara
Indonesia dan Belanda terjadi aksi militer kemudian dilakukan perjanjian linggar
jati yang menyepakati pembentukan negara federasi dengan nama Negara
Indonesia Serikat dan terikat dalam kerjasama Uni Indonesia-Belanda. Akibat
dari perjanjian tersebut menjadikan wilayah Indonesia semakin sempit.
Bagi kebanyakan rakyat Indonesia, sistem federal dianggap sebagai
warisan kolonial sehingga harus segera diganti. Dalam pandangan rakyat
Indonesia, sistem federal dipandang sebagai alat pengawasan Belanda, sehingga
sistem federal merupakan halangan bagi tercapainya kemerdekaan Indonesia.
Mempertahankan sistem federal berarti mempertahankan warisan penjajahan
masa lampau yang tidak disukai. 12
12 George Mc.Turran Kahin, Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
bekerjasama dengan Sebelas Maret University Press, 1955), h. 571.
Sejarah Nasional Indonesia VI 51