Page 59 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 59

d.     Upaya Kembali Ke Negara Kesatuan Republik Indonesia
                  Berdasarkan konstitusi RIS pada tahun 1949, wilayah Republik Indonesia
            masih ada, disamping wilayah negara federal Republik Indonesia Serikat. Karena

            sesuai dengan pasal 2 konstitusi RIS, bahwa Republik Indonesia diakui sebagai
            salah satu negara di dalam Republik Indonesia Serikat. Wilayah dari Republik
            Indonesia  adalah  wilayah  yang  disebutkan  didalam  Persetujuan  Renville.  Di
            wilayah Republik Indonesia konstitusi RIS tidak berlaku karena wilayah ini tetap

            menggunakan UUD 1945.    18
                  Perjuangan  kaum republiken untuk mewujudkan  terbentuknya sebuah
            negara kesatuan merupakan pekerjaan yang sulit. Jika dilihat kembali, pada saat
            itu masih berdiri sebuah negara yang secara resmi berbentuk negara federal

            lengkap dengan alat-alat kenegaraannya. Lalu tentara Belanda saat itu masih
            ada di Indonesia, lengkap dengan persenjataannya. Sehingga perjuangan untuk
            mengembalikan bentuk negara dari federal menjadi kesatuan harus dilakukan
            dengan cara yang benar agar tidak dianggap sebagai pemberontakan kepada

            pemerintah yang sah dan kaum republiken harus juga  bersiap  menghadapi
            konflik dengan tentara Belanda. Pada saat itu pula, para pegawai negeri sipil
            dalam negara-negara bagian, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Pasundan
            yang lebih menaati aturan-aturan dari Ibukota RI di Yogyakarta dibandingkan

            terhadap Jakarta. Sebagian besar mereka yang menjadi aparatur negara masih
            merupakan bekas birokrat pada masa kolonial, mereka ini yang dianggap lebih
            patuh pada Belanda daripada golongan-golongan nasionalis yang juga duduk di
            pemerintahan.
                           19
                  Gerakan persatuan tersebut lambat laun semakin bertambah kuat karena
            mayoritas  masyarakat  negara  bagian  juga  tidak  mendukung  pembentukan
            negara-negara bagian tersebut beserta birokrat di dalamnya yang pro kolonial.
            Didalam Kabinet RIS pun sesungguhnya hanya Sultan Hamid II dan Anak Agung

            Gde  Agung  yang  mendukung  sistem  federal  sedangkan  wakil  negera  federal
            yang lainnya bisa dikatakan kelompok republiken. Seperti Arnold Monomutu




            18   Dr. Aman Yosef Datu Widiarko, Proses Kembali ke NKRI Melalui Perubahan Konstitusi RIS 1949 Menjadi
            UUDS 1950, Vol 1, No. 4, 2016, hal 1,  (diakses dari http://journal.student.uny.ac.id, tanggal 18 Oktober
            2016)
            19   Adrian Vickers, Sejarah Indonesia Modern, (Yogyakarta: Insan Madani,2011),. hh. 176-177.

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            55
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64