Page 64 - anzdoc.com_sejarah-nasional-indonesia-vi
P. 64

b.      Sistem Pemerintahan
                    Cita-cita Proklamasi 17 agustus 1945 yang menginginkan terbentuknya
            negara  kesatuan  Republik  Indonesia  dari  sabang  sampai  merauke  mendekati

            kenyataan.  Menjelang terbentuknya Negara Kesatuan  Republik  Indonesia
            (NKRI) itu dimana mulai dibentuklah sistem pemerintahan dan sistem parlemen
            yang baru  dan  akan  menjadi  parlemen negara yang berdaulat.  Pada  tanggal
            15  Agustus  1950,  pemangku  jabatan  presiden  Republik  Indonesia  Mr.  Asaat

            menyerahkan kekuasaan  kepada presiden Soekarno. Kemudian  Ir  soekarno
            kembali menjadi presiden Negara kesatuan Republik Indonesia, serta Moh. Hatta
            yang sebelumnya menjabat perdana  menteri RIS  kembali  menjabat sebagai
            Wakil Presiden Republik Indonesia.

                    Di dalam undang-undang dasar sementara 1950, pemerintah Indonesia
            mengikuti sistem demokrasi Parlementer, yang menyatakan bahwa kabinet dan
            menteri-menteri kabinet bertanggung jawab kepada parlemen. Dari tahun 1950
            sampai tahun 1955 yakni saat penyelenggaraan pemilihan umum, ada empat

            kabinet  yang  memerintah  sehingga  rata-rata  tiap  tahun  terjadi  pergantian
            kabinet. Kabinet-kabinet tersebut secara berturut-turut  ialah  Kabinet Natsir
            (September 1950 - Maret 1951), Kabinet Sukiman (April 1951-Februari 1952),
            Kabinet Wilopo (April 1952-Juni1953), dan kabinet Ali sastroamidjojo I (Juli 1953

            – Juli 1955). 27
                    Ada sebuah pertanyaan yang muncul, mengapa kabinet-kabinet sebelum
            pemilihan  umum  tahun  1950  hanya  berumur  kurang  lebih  1  tahun?  Hal  ini
            dikarenakan sistem politik indonesia yang menganut sistem politik liberal akan

            tetapi di sisi lain juga menganut sistem parlementarisme secara kontitusional
            serta  sistem  multipartai  seperti  yang  terjadi  pada  kurun  waktu  1945-1949.
            Dalam waktu yang singkat seperti itu tidak ada kabinet yang bisa menyelesaikan
            program kerjanya karena terlalu cepat dijatuhkan oposisi . Bahkan pernah terjadi

            partai pemerintahan menjatuhkan kabinetnya sendiri.  28
                    Semua kabinet pada periode 1950-1955 didukung oleh koalisi di antara
            berbagai partai. Jadi peran partai pengusung sangat besar, disamping formatur
            kabinet atau perdana menteri juga berasa dari partai yang dominan. Disamping

            itu  komposisi  pihak  oposisi  dapat berubah-ubah.  Pihak oposisi  ini  memiliki
            27   Rudini et.al. Op.Cit. h. 25
            28   Poesponegoro dan Notosusanto. Op.Cit. hh. 307-309

                                                  Sejarah Nasional Indonesia VI            60
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69