Page 113 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 113

Di dalam pembuatan suatu kontrak memperhatikan suatu asas yang disebut
              asas  kebebasan  berkontrak;  yaitu  adanya  kebebasan  seluas-luasnya  yang
              diberikan  oleh  undang-undang  kepada  masyarakat  untuk  mengadakan
              perjanjian tentang apa saja, asalkan tidak bertentangan dengan peraturan
              perundang-undangan,  kepatutan,  ketertiban  umum.  Hal  ini  termaktub
              dalam  pasal  1338  KUH  Perdata,  yang  hal  ini  juga  dimaksudkan  untuk
              menyatakan tentang kekuatan perjanjian, yaitu kekuatan yang sama dengan
              suatu  Undang  undang  .  Kekuatan  ini  diberikan  kepada  semua  perjanjian
              yang dibuat secara sah.
              Menurut  Remy  Sjahdeini  (1993:47)  asas  kebebasan  berkontrak  meliputi
              ruang lingkup sebagai berikut:

              1.  kebebasan untuk membuat atau tidak membuat perjanjian;
              2.  kebebasan  untuk  memilih  pihak  dengan  siapa  ia  ingin  membuat
                 perjanjian;
              3.  kebebasan untuk menentukan atau memilih causa dari perjanjian yang
                 akan dibuatnya;
              4.  kebebasan untuk menentukan objek perjanjian;
              5.  kebebasan untuk menentukan bentuk suatu perjanjian;
              6.  kebebasan  untuk  menerima  atau  menyimpangi  ketentuan  Undang
                 undang  yang bersifat optional (aanvullend).

              Pembuatan  suatu  kontraksecara  tertulis  dengan  membubuhkan  tanda
              tangan para pihak sebagai tanda persetujuan dan kesepakatan atas apa yang
              terurai dalam kontrak tersebut. Perjanjian yang dibuat secara tertulis ini dan
              dengan pembubuhan tanda tangan disebut dengan akta.
              Akta  itu  sendiri  merupakan  suatu  tulisan  yang  sengaja  dibuat  untuk
              dijadikan  bukti  tentang  suatu  peristiwa  dan  ditandatangani.  Dengan
              demikian,  unsur-unsur  yang  penting  dari  suatu  akta  adalah  adanya
              kesengajaan  untuk  menciptakan  suatu  bukti  tertulis  dan  penandatangan
              tulisan tersebut. Hal ini diatur dalam pasal 1874 KUH Perdata.
              Akta terdiri dari dua jenis; pertama, akta otentik-yaitu akta yang dibuat oleh
              notaris  dan  kedua,  akta  di  bawah  tangan  yang  dibuat  tanpa  campur
              tangan/bantuan notaris sebagai pejabat pembuat akta.



                                                                          91
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118