Page 112 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 112

Dalam  Black  Law  Dictionary,  Henry  Campbell  (1968:  394)  menyampaikan
              defenisi kontrak adalah suatu kesepakatan yang diperjanjikan (promissory
              agreement)  diantara  2  orang/pihak  atau  lebih  yang  dapat  menimbulkan,
              memodifikasi atau menghilangkan hubungan hukum.

              Menurut  Subekti  (1979:1)  defenisi  perjanjian  adalah  sebagai  suatu
              peristiwa  dimana  seseorang  berjanji  kepada  orang  lain  atau  dimana  dua
              orang itu saling berjanji untuk melakukan suatu hal.

              Melaksanakan suatu perjanjian ataupun kontrak tidak terlepas dari syarat
              sahnya  suatu  kontrak  sebagaimana  yang  diatur  dalam  pasal  1320  KUH
              Perdata yaitu:
              a.  sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
              b.  kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
              c.  suatu hal tertentu;
              d.  suatu sebab yang halal.

              Mengenai arti penting dari suatu kontrak dapat dijabarkan sebagai berikut:
                 Untuk  mengetahui  perikatan  apa  yang  dilakukan  dan  kapan  serta
                 dimana kontrak tersebut dilakukan dan waktu berlaku dan berakhirnya
                 kontrak;
                 Untuk  mengetahui  para  pihak  yang  saling  mengikatkan  diri  serta  hak
                 dan kewajiban masing-masingnya;
                 Untuk mengetahui syarat berlakunya kontrak tersebut;
                 Sebagai  alat  untuk  memantau  bagi  para  pihak,  apakah  pihak  lawan
                 masing-masing telah menunaikan prestasinya atau belum, atau bahkan
                 telah melakukan suatu wanprestasi;
                 Sebagai  alat  bukti  bagi  para  pihak,  apabila  terjadi  perselisihan  di
                 kemudian hari;

              Suatu  kontrak  membawa  akibat  hukum  yang  pada  dasarnya  lahir  dari
              adanya hubungan hukum dari suatu perikatan, yaitu dalam bentuk hak dan
              kewajiban. Pemenuhan hak dan kewajiban inilah yang merupakan salah satu
              bentuk  daripada  akibat  hukum  suatu  kontrak.  Dengan  demikian,  dapat
              dikatakan bahwa akibat hukum di sini tidak lain adalah pelaksanaan (hak dan
              kewajiban) daripada suatu kontrak itu sendiri.


                                                                          90
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117