Page 109 - Nanda Amalia - Hukum Perikatan
P. 109
3. Konsumen dalam banyak hal menduduki posisi tawar menawar
(bargaining position) yang lebih rendah daripada produsen;
Berdasarkan karakteristik tersebut di atas maka dapat ditarik pengertian dari
Standart Contract, yaitu ”Perjanjian yang isinya telah ditetapkan terlebih
dahulu secara tertulis berupa formulir-formulir yang digandakan dalam
jumlah tidak terbatas untuk ditawarkan kepada para konsumen tanpa
memperhatikan perbedaan kondisi para konsumen”.
Sebagai penutup uraian pada bab ini dapat ditambahkan bahwa di dalam
suatu perjanjian standar, khususnya perjanjian standar yang sepihak
(adhesion contract) terdapat suatu kondisi ataupun syarat yaitu adanya
pencantuman ”klausula eksonerasi” (exemption clause) yang bertujuan
untuk membatasi bahkan meniadakan tanggungjawab kreditur atas resiko-
resiko tertentu yang mungkin timbul dikemudian hari.
Dalam praktek, klausula eksonerasi ini biasanya tercetak di lembar belakang
dari kontrak atau di halaman yang sama dan dicetak dengan huruf kecil.
Contoh, dalam perjanjian pengangkutan. Pada tiket penumpang tercantum
klausula eksonerasi yang bunyinya ”Barang hilang tanggung jawab
penumpang”. Pada contoh tersebut, tampak bahwa kreditur dalam hal ini
pengangkut membatasi tanggung jawab nya dalam pemeliharaan barang
penumpang yang berada pada angkutannya.
Kepustakaan
1. Djaja Meliala., 2007, ”Perkembangan Hukum Perdata tentang Benda dan
Hukum Perikatan”, Nuansa Aulia, Bandung.
2. Syahmin AK., 2006, ”Hukum Kontrak Internasional”, RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
3. Mariam Darus Badrul Zaman, 1994, “Aneka Hukum Bisnis”, Alumni,
Bandung.
4. ------------------, 2005, ”K.U.H. Perdata Buku III – Hukum Perikatan dengan
Penjelasan”, Alumni, Bandung.
5. R. Subekti., & R. Tjitrosudibio., 1994, “Kitab Undang-undang Hukum
Perdata”, Cetakan ke dua puluh enam, Pradnya Paramita, Jakarta.
87

