Page 337 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid I
P. 337
Tempat penyimpanan: keropak 63; asal
naskah: membeli; keadaan naskah:
RINGKASAN ISI BABAD baik; ukuran naskah: 50 cm x 3,7 cm;
Babad ini memuat tentang mitologi awal keberadaan pulau Bali serta berkedudukan di Bedahulu didampingi seorang patih yang amat terkenal ruang tulisan: 42,1 cm x 3,4 cm; tebal
naskah: 39 lembar; jumlah halaman: 78
mengungkapkan mitologi keberadaan manusia serta proses belajar bernama Kala Wong dan pusat pemerintahannya terletak di Batànar ( halaman (1 halaman kosong); jumlah
manusia sebagai hasil ciptaan para dewa. Perihal awal keberadaan Pejeng). Mayadewa memerintah dengan keserakahan dan tamak sehingga baris per halaman: 1r sampai 37v 4
pulau Bali dari keprihatinan Bhatara Hyang Pasupati karena pulau Bali para dewa menghukumnya. Kemudian Bali berada di bawah kepemimpinan baris, 38r 3 baris, 38v kosong; aksara:
yang selalu berbenturan dengan Selaparang (Lombok). Oleh karena itu Sri Aji Masula Masuli yang merupakan pasangan raja-permaisuri kembar Bali; cara penulisan: digurat dari kiri
untuk menghindari hal tersebut Bhatara Hyang Pasupati dengan segala buncing. ke kanan; bahan naskah: daun lontar;
kekuatannya memotong gunung Mahameru di Jambudwipa dan meletakkan Babad ini kemudian mengisahkan kehidupan masyarakat Bali Aga yang bahasa: Kawi; bentuk teks: prosa;
potongannya di Bali dan Seleparang. Pemotongan Gunung Mahameru diajarkan berbagai keahlian oleh para dewata sehingga mereka mampu subjek: babad; umur naskah: 79 tahun.
ini yang konon menjadi beberapa gunung di Bali diantaranya Gunung membangun peradaban. Diceriterakan Mpu Mahameru turun ke Bali
Lempuyang , Gunung Andakasa, Gunung Watukaru, Gunung Beratan, hendak menghadap Bhatara Putrajaya di Tolangkir dan Bhatara Ghnijaya di 52. Keterangan lain: pada lampiran sampul
Gunung Mangu dan Gunung Tulukbiyu. Babad ini kemudian mengisahkan Lempuyang. Dalam perjalan ini Mpu Mahameru sempat singgah di wilayah depan bagian ujung kiri terdapat
perjalanan putra-putra Bhatara Hyang Gnijaya yaitu Sang Brahmandá masyarakat Bali Aga, lalu memberikan nasehat serta petuah pada masyarakat penanggalan 15-6-1940. Selanjutnya
Pandita, Mpu Mahameru, Mpu Gana,Mpu Kuturan, dan Mpu Pradhah. Sang Bali Aga. Mpu Mahameru juga menciptakan manusia dari sebatang tongkat BABAD SUKAHET VA/1921/13 terdapat kode No Va. 1921/13. // babad∙
Brahmanda Pandita menikah dengan Bhatani Manik Gni, Putri Bhatara kayu dari batang Pohon Asam. Jelamaan batang pohon Asam menjadi sukahĕt∙ // druwen∙ gdoŋ kirtya. 1-38.
Hyang Mahadewa di Tolangkir dan berganti nama menjadi Mpu Ghnijaya. manusia yang kemudian diberi pengetahuan oleh Mpu Mahameru, kemudia Di sisi kanan terdapat tulisan: “Babad
Pernikahan beliau menurunkan Mpu Ktek, Mpu Kananda, Mpu Wirajnana, diberi nama Mpu Kamareka. Mpu Kamareka kemudian menikah dan istrinya Sukaĕt, dapat membeli pada Pedanda
Mpu Withadharma, Mpu Ragarunting, Mpu Preteka, Mpu Dangka yang melahirkan putra dan putri yang diberi nama Ki Kayu Ireng dan Ni Kayu Gdē Pamaron, dari geria Moenggoe
kemudian dikenal dengap Pasek Sanak Pitu. (Badoeng)”.
Ayu Cemeng. Kedua putra-putri ini dinikahkan karena mereka adalah jodoh
Babad ini juga memuat keberadaan seorang raja bernama Detya Karna yang dilahirkan dalam satu rahim. Setelah menikah Ki Kayu Ireng bergelar Kolofon: puput sinurāt∙ riŋ dinā, bu, ka,
Pati dengan abiseka Sri Jayapangus yang berkedudukan di Balingkang. Mpu Ghnijaya Kayu Ireng, gelar ini adalah anugrah dari Bhatara Brahma. matal∙, paŋ, piŋ, 7, śaśīḥ jyeṣṭā, raḥ, 2,
Selama beliau memegang tampuk pemerintahan, Bali amat aman, tenteram Mpu Kamareka kemudian memberikan berbagai petuah kepada putranya tĕŋ, 6, pawilaṅan hiśakāwarṣā, 1862.
dan segala usahanya selalu berhasil. Setelah meninggal Sri Jayapangus, mengenai hak serta kewajibannya beserta kelak keturunan-keturunan Mpu Hantuk hida pḍaṇḍa gḍe pamaron∙, riŋ
kekuasaan pulau Bali beralih ke tangan Raja Mayadanawa. Konon Raja Kamareka. Mpu Kamareka juga menjelaskan aturan upacara-upacara serta griyāguŋ manārā, riŋ muṅgu. Dawĕg∙
Mayadanawa adalah raja yang dikirim oleh para dewa yang kemudian tempat-tempat suci bagi seluruh keturunannya kelak. guŋ hampurā °akṣarā kasasar // 0 //
Pengarang/penulis: Ida Pḍaṇḍa Gḍe
Pamaron.
326 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA 327