Page 45 - New Final HS Mutahar
P. 45

32 | Husein Mutahar dalam Lintasan Sejarah: Riwayat Sang Pandu Sejati


                 Islam  Afdeling Pandu (SIAP), dan lainnya. Istilah kepanduan baru
                 muncul sekitar tahun 1928 ketika K.H Agus Salim, seorang tokoh pandu
                 SIAP, mengusulkan untuk menggunakan Pandu dan Kepanduan untuk
                 mengganti nama Padvinder dan Padvinderij.

                     Ketika Jepang masuk ke Hindia Belanda tahun 1942, pemerintah
                 militer Jepang melarang organisasi kepanduan dan dibubarkan. Akan
                 tetapi anggotanya ditarik untuk mengikuti organisasi kepemudaan
                 bentukan Jepang seperti Seinendan, Keibodan, dan Pembela Tanah Air
                 (Peta). Keibodan sendiri adalah barisan pembantu polisi yang dibentuk
                 pada 29 April 1943, bertugas untuk membantu tugas-tugas kepolisian.
                 Kebijakan pelarangan dari pemerintah militer Jepang terhadap
                 keberadaan organisasi kepanduan menyebabkan pergerakan kaum muda
                 terhenti aktivitasnya. (Sitti Utami Haryanti: 2017)

                     Gerakan  kepanduan  di Indonesia  penuh  dinamika,  mengingat
                 dalam perkembangannya, gerakan kepanduan ini telah berulangkali
                 disatukan  dan  terpecah.  Setelah  diproklamasikannya  kemerdekaan  di
                 tahun 1945, kelompok-kelompok pandu yang sempat terbentuk selama
                 masa Hindia Belanda dan sempat berhenti aktivitas di masa pendudukan
                 Jepang bersepakat untuk membentuk satu wadah organisasi kepanduan
                 yang terafiliasi ke dalam apa yang disebut Pandu Rakyat Indonesia.
                 Terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia ini sebagai hasil dari Kongres
                 Kesatuan Kepanduan Indonesia yang diadakan pada tanggal 27-29
                 Desember 1945 di Surakarta. Pandu rakyat yang dibentuk bersama-sama
                 sejak tahun 1945, didukung oleh segenap pimpinan dan tokohnya yang
                 dikuatkan dengan “Janji Ikatan Sakti” yang berbunyi: melebur segenap
                 perkumpulan kepanduan Indonesia dan dijadikan satu organisasi
                 kepanduan: Pandu  Rakyat  Indonesia,  tidak  akan  menghidupkan  lagi
                 kepanduan lama, tanggal 28 Desember diakui sebagai hari Pandu bagi
                 seluruh Indonesia, mengganti setangan leher yang beraneka warnanya
                 dengan warna hitam.

                     Dorongan untuk membentuk wadah Pandu Rakyat Indonesia ini
                 sejalan dengan munculnya gejolak perlawanan bangsa Indonesia terhadap
                 kedatangan sekutu dan tentara Belanda. Akan tetapi tahun-tahun sulit
                 selama masa revolusi 1945-1949 harus dihadapi Pandu Rakyat Indonesia
                 mengingat suasana revolusi sedang menghebat di seluruh tanah air
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50