Page 46 - New Final HS Mutahar
P. 46
Inventarisasi Sumber Arsip Husein Mutahar: Pengabdian dan Karyanya | 33
terlebih dengan adanya dua gelombang agresi militer Belanda di tahun
1946 dan 1948. Adanya serbuan militer Belanda tersebut di daerah-
daerah Republik Indonesia, maka hubungan dengan cabang-cabang
Pandu Rakyat Indonesia di daerah-daerah yang telah diduduki Belanda
menjadi terputus. Hal ini memunculkan inisiatif kaum muda Indonesia
mendirikan perkumpulan lain.
Setelah perjuangan bersenjata rakyat Indonesia untuk memper-
tahankan kemerdekaan berakhir dengan ditandai oleh pengakuan
kedaulatan oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun
1949, Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta
pada tanggal 20-22 Januari 1950. Kongres ini memutuskan antara
lain penerimaan konsep baru yang mana konsep tersebut memberikan
kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupkan kembali
bekas organisasinya masing-masing. Perpecahan di tubuh Pandu Rakyat
Indonesia ini juga seiring dengan perubahan sistem pemerintah Indonesia
yang menjadi Republik Indonesia Serikat. Keputusan ini menyebabkan
Pandu Rakyat Indonesia bukanlah menjadi satu-satunya organisasi
kepanduan di Indonesia dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri PP
dan K nomor 2344/Kab tertanggal 6 September 1951.
Sepuluh hari berselang, tepatnya tanggal 16 September 1951, disusul
kemudian konferensi di Jakarta yang diadakan oleh wakil-wakil organisasi
kepanduan untuk mendirikan Ikatan Pandu-pandu Indonesia (Ipindo)
sebagai suatu federasi. Maksud dibentuknya federasi tersebut adalah untuk
memelihara agar induk-induk organisasi kepanduan tetap ada, namun
disatukan di dalam sebuah asosiasi. Menjelang 1961, gerakan kepanduan
di Indonesia telah terpecah menjadi lebih dari 100 organisasi kepanduan
yang terhimpun ke dalam tiga federasi, Ikatan Pandu Indonesia (Ipindo),
Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia (Poppindo), dan Persatuan
Kepanduan Puteri Indonesia (PKPI). Dikarenakan keadaan demikian
melemahkan gerakan kepanduan Indonesia, akhirnya dibentuklah
Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo) yang merupakan gabungan
dari tiga federasi tersebut.
Suasana zaman waktu itu membawa hasrat yang kuat bagi Nurman
untuk aktif sejak dini di kepanduan. Hubungan keluarga Nurman
dengan Husein Mutahar pun bermula dari kepanduan. Pada tahun 1950,