Page 51 - Menabung_Ebook
P. 51

Adapun jenis-jenis komoditas di pelabuhan utama dapat diketahui dari
                           berita Cina. Catatan berita masa Dinasti Sung menyebutkan komoditas yang
                           diekspor dari  pelabuhan  di  Pulau  Jawa terdiri  atas beras, kapuk, gaharu,
                           kesumba, lada, kayu sepang, kayu cendana, cengkih, pala, damar, kapur barus
                           dan lain-lain. Di antara barang-barang tersebut diketahui berasal dari wilayah
                           Indonesia timur, khususnya rempah-rempah dan hasil hutan. Komoditas jenis
                           itulah yang terutama diekspor ke Cina.

                              Sebaliknya, dari  Cina  didatangkan  barang-barang komoditas mewah,
                           terutama keramik dan kain sutra ke pelabuhan di Pulau Jawa. Pola pertukaran
                           barang semacam itu telah mantap dilakukan sesudah abad ke-11. Berita Cina              Menabung Membangun Bangsa
                           dari awal abad ke-15 juga masih menyebutkan hal yang sama. Sementara itu,
                           dari India terutama, didatangkan kain-kain dalam kualitas bagus. Perdagangan
                           dengan India terus berlangsung hingga abad ke-15, bahkan pada masa-masa
                           berikutnya.

                              Meskipun demikian, di Pulau Jawa tidak hanya dijumpai barang asing
                           yang didatangkan dari Cina  dan India,  tetapi  juga barang  dari negeri  lain
                           di wilayah Asia Daratan, terutama Thailand dan dalam jumlah yang sangat
                           terbatas, yaitu dari Jepang. Di Thailand dapat diketahui dari temuan keramik
                           di  daerah  Pati,  Jepara,  Trowulan,  Lumajang,  Blitar,  Malang,  dan  Kediri,
                           sedangkan dari Jepang, yaitu temuan di Pati berupa mata uang logam yang
                           berasal dari masa pemerintahan Dinasti Daghi (1126—1131). Mata uang itu
                           ditemukan bersama-sama dengan himpunan mata uang Cina.

                              Hingga akhir abad ke-14 orientasi dagang Jawa adalah wilayah negeri-
                           negeri yang terletak di sebelah barat laut Pulau Jawa, yaitu Sumatra, Asia
                           Tenggara, Asia Selatan, dan Asia Timur. Dengan demikian, komoditas Jawa
                           terutama diekspor  ke wilayah-wilayah tersebut.  Sebaliknya, Pulau  Jawa
                           mendapatkan  barang-barang impor  juga dari  wilayah-wilayah  tersebut,
                           sedangkan  barang-barang  dari  wilayah  Indonesia  timur  sebagian  besar
                           mungkin dibawa sendiri oleh para pedagang setempat ke pelabuhan di Pulau
                           Jawa.

                              Baru sesudah memasuki abad ke-15, terutama ketika Pelabuhan Malaka
                           menggantikan  kedudukan  Tuban  sebagai  emporium  (kota  besar  pusat                 41
                           perdagangan) Asia Tenggara (sekitar tahun 1400), pedagang Jawa melakukan
                           ekspansi  langsung  ke  wilayah Indonesia  Timur. Usaha itu dilakukan untuk
                           mengimbangi upaya pedagang Cina yang hendak langsung mencari sendiri
                           komoditas rempah-rempah di wilayah ini. Pada saat itu pula produksi beras
                           dan barang-barang lain yang berasal dari Pulau Jawa diperdagangkan langsung
                           oleh pedagangitu di wilayah Indonesia Timur. Meskipun demikian, hegemoni
                           pedagang dari Pulau Jawa di Asia Tenggara masih terus berlangsung hingga
                           Malaka dikuasaioleh Portugis pada tahun 1511.
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56