Page 102 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 102
91 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
Perbedaan pendapat di antara mereka tersebut tetap melanjutkan kerja sama ketika
tetap ada. Soekarno dan Hatta tidak satu Hindia Belanda jatuh ke tangan kekuasaan
pemikiran tentang pengertian persatuan dan militer Jepang pada 1942. Soekarno dan
nonkooperasi. Pada 1932 Hatta bersedia Hatta mampu bekerja sama dengan baik
menjadi anggota parlemen Belanda. selama periode 1942—1945 sehingga
Hal tersebut menjadi perbincangan seringkali disebut sebagai kolaborator.
di masyarakat. Bahkan, Soekarno Keberadaan mereka selalu diperhitungkan,
menganggap keputusan Hatta untuk baik oleh pihak Jepang maupun di kalangan
menjadi anggota Parlemen Belanda tidak kelompok nasionalis Indonesia.
konsisten dalam bersikap nonkooperatif Pemerintah militer Jepang memberikan
terhadap Belanda. kesempatan kepada Soekarno dan Hatta
Pihak kolonial Belanda menyadari untuk tampil sebagai juru bicara bangsa
bahwa ada dua kekuatan nasionalisme Indonesia. Soekarno dan Hatta sama-
sekuler yang mengancam keberlangsungan sama berperan besar dan tergabung dalam
pemerintahan Hindia Belanda, yaitu Partai Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Indonesia dan Partai Nasional Indonesia Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Mereka
Baru (PNI). Soekarno dan Hatta ditangkap dilantik sebagai ketua dan wakil Panitia
dan diasingkan ke tempat berbeda. Hatta Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
diasingkan ke Boven Digul (Papua) dan Akhir dari kekuasaan Jepang di Indonesia
dipindahkan ke Banda Naira (Maluku), ditandai dengan dihancurkannya Kota
sementara Soekarno diasingkan ke Ende Hiroshima dan Nagasaki oleh pasukan
(Flores) dan selanjutnya dipindahkan ke Sekutu pada 15 Agustus 1945.
Bengkulu. Mereka diasingkan sejak 1932 Setelah proklamasi kemerdekaan 17
hingga 1941. Selama ditangkap dan berada Agustus 1945, Soekarno dipilih menjadi
di temapt pengasingan, Soekarno dan Hatta presiden pertama Republik Indonesia dan
tetap aktif menulis. Tulisan mereka dimuat Mohammad Hatta menjadi wakil presiden.
di media cetak yang terbit pada saat itu. Soekarno wafat pada 21 Juni 1970,
Tulisan mereka tidak mengandung unsur sementara Hatta wafat di Jakarta pada
politik, tetapi sarat dengan gagasan dan 14 Maret 1980. Pada 1986, Pemerintah
ide-ide kebangsaan yang mudah dipahami Indonesia, Presiden Susilo Bambang
dan menggugah rasa nasionalisme rakyat Yudhoyono, memberikan gelar pahlawan
Indonesia. nasional kepada mantan Presiden
Kontribusi pemikiran Soekarno Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad
adalah kemampuannya berkomunikasi Hatta. Gelar tersebut diserahkan kepada
dengan rakyat, sementara Hatta mampu Guntur Soekarnoputra yang mewakili
merumuskan ideologi kelompok nasionalis keluarga mantan Presiden Soekarno dan
sekuler selama masa pergerakan nasional juga kepada Meutia Hatta yang mewakili
dan menjelang kemerdekaan. Selepas keluarga Muhammad Hatta di Istana
bebas dari pengasingan, Soekarno dan Negara pada 7 November 1986.
Hatta kembali ke dunia politik. Kedua tokoh Berbeda dengan biasanya, dalam