Page 109 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 109
SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA 98
membawa pesan Suryadarma yang intinya kerusakan. Lapangan Terbang Maguwo,
mengajak Halim turut menyumbangkan Yogya, terhindar dari serangan musuh
tenaganya membangun kekuatan udara. karena tertutup kabut tebal.
Ajakan itu diterima dengan segala senang Belanda kemudian melanjutkan bumi
hati. Halim segera berangkat ke Yogyakarta hangus ke pangkalan udara yang ada
dan sejak saat itu mulailah ia berkiprah di di Jawa, antara lain seperti: Lapangan
TNI AU, dengan membina TKR Jawatan Terbang Gorda (Serang), Kalijati (Subang),
Penerbangan. Cibeureum (Tasikmalaya), Panasan
Halim diserahi tugas sebagai (Solo), Maospati (Madiun), dan Jatiwangi
perwira operasi. Ia bertanggung jawab (Lumajang). Lapangan Terbang Bugis
atas pelaksanaan tugas operasi udara. (Malang) mengalami kerusakan paling
Tugas itu meliputi banyak bidang, antara berat. Sejumlah besar pesawat terbang
lain menembus blokade udara Belanda, dihancurkan di landasan oleh pesawat-
mengatur siasat serangan udara atas pesawat tempur musuh. Belanda ingin
daerah lawan, operasi penentuan pasukan menunjukkan pada dunia luar, seolah-
di luar Jawa, dan penyelenggaraan operasi olah Angkatan Udara RI telah lumpuh.
penerbangan dalam rangka pembinaan Menyikapi hal tersebut Suryadaharma
wilayah. memerintahkan Komodor Muda Udara
Di samping itu, ia juga mendapat Halim Perdanakusuma untuk menyusun
tugas sebagai instruktur navigasi di Sekolah serangan balasan terhadap lawan. Setelah
Penerbangan yang didirikan Agustinus rencana tersusun dengan baik, maka
Adisutjipto. Sekolah Penerbang itu masih pada 29 Juli 1947 pukul 05.00, tiga buah
bersifat serba darurat. Tenaga instruktur pesawat telah siap di Lapangan Terbang
kurang, demikian pula fasilitas lainnya. Maguwo untuk melakukan serangan udara.
Pesawat yang digunakan untuk latihan Kepala Staf Angkatan Udara Komodor
ialah pesawat latih Cureng, peninggalan Udara S. Suryadarma ikut melepas
Jepang. Dari segi fisik, pesawat itu sudah keberangkatannya.
tergolong tua. Meskipun demikian, baik Lepas landas diawali dengan sebuah
instruktur maupun pelajar tidak cepat putus pesawat Mitsubhisi 98 Guntei jenis
asa. Kekurangan fasilitas tidak menjadi pembom penyelundup dengan penerbang
hambatan yang menyebabkan pelajaran Muljono dan penembak Abdul Rachman
terganggu. Saleh menuju Semarang. Pesawat itu
Dalam menghadapi Agresi Militer dilengkapii dengan senapan mesin dan
Belanda I, AURI tidak tinggal diam. Agresi beberapa buah bom. Kemudian, disusul
militer ini dilancarkan Belanda pada hari olehl dua buah pesawat Cureng masing-
Minggu, 21 Juli 1947. Mereka memulai masing dengan penerbang Suharnoko
aksinya dengan melakukan pemboman dan Harbani dan penembak udara, Kaput,
penyerangan dari udara secara serentak menuju Ambarawa, dan satu lagi dengan
terhadap semua pangkalan udara Republik penerbang Sutardjo Sigit dan penembak
Indonesia, sehingga banyak menimbulkan udara Sutardjo menuju Salatiga. Tiap-tiap