Page 116 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 116
105 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
dimulai di bidang kepolisian, sampai yang diterima di sekolah penerbang pertama di
terakhir memegang jabatan Kepala Polisi di Indonesia tersebut. Setelah lulus, Husein
Pelabuhan Ratu pada tahun 1945. langsung diangkat menjadi instruktur sekolah
Saat Jepang menyerah kepada Sekutu, penerbang merangkap sebagai Perwira
terjadi pergolakan revolusi fisik, meskipun Operasi.
pada tahun 1945 Indonesia berhasil Setelah TRI Angkatan Udara resmi
memproklamasikan kemerdekaannya, berdiri tanggal 9 April 1946, langsung
fenomena itu merupakan awal dari masa disibukkan dengan “penertiban” materiil yang
revolusi yang penuh dengan kekerasan. berupa pesawat rongsokan peninggalan
Di samping itu, juga terjadi pertempuran Jepang serta melaksanakan operasi
antara pihak Indonesia dan NICA. Realita ini menembus blokade udara Belanda. Selain
menunjukkan bahwa dalam kondisi seperti itu juga melaksanakan konsolidasi kedalam
ini diperlukan badan keamanan yang kokoh, dengan mengadakan hubungan udara ke
yang dapat menjaga keamanan bangsa dan pangkalan yang masih dikuasai RI. Dalam
negara Indonesia dari serangan pihak asing hubungan inilah Husein banyak melakukan
yang ingin kembali menguasai Indonesia. penerbangan sekaligus penerbangan
Untuk itu kemudian dibentuklah Badan percobaan terhadap pesawat yang baru
Keamanan Rakyat (BKR) di daerah-daerah, saja selesai diperbaiki.
antara lain di Bogor. Pada kesempatan itu, Bagi para penerbang, mereka
pada Oktober 1945 bersama Ibrahim Adjie, disibukkan dengan berbagai pekerjaan
Husein membangun BKR di Bogor. Pada diantaranya test flight pesawat peninggalan
saat yang bersamaan Suryadarma, ketua Jepang. Pada tanggal 21-26 Mei 1946
BKR sektor udara, memanggil Husein Husein melaksanakan penerbangan
Sastranegara untuk mengurus Lapangan formasi dari Yogyakarta ke Serang dengan
Udara Andir, yang behasil direbut kembali Pesawat Cureng. Dalam rangka peresmian
oleh para pejuang dari tangan Belanda. pembukaan lapangan terbang pada
Akan tetapi, Belanda berhasil merebut tanggal tanggal 10 Juni 1946 dilaksanakan
kembali Lapangan Udara Andir. Para penerbangan formasi lima buah pesawat
pejuang harus meninggalkan Kota Bandung Cureng dari Yogyakarta ke Cibeureum
dan mengungsi ke daerah lain yang lebih Tasikmalaya dengan menggunakan
aman, Husein Sastranegaravmengungsi ke pesawat yang sama. Tanggal 23 Juli 1946
daerah Yogyakarta. melaksanakan penerbangan lebih jauh ke
Sebagai negara yang baru saja Barat yaitu ke lapangan Gorda di Banten.
diproklamirkan dan masih dalam situasi Selain dengan Pesawat Cureng, Husein
pergolakan, saat itu Indonesia sangat juga pernah terbang dengan menggunakan
membutuhkan tenaga penerbang. Saat pesawat Pembom Diponegoro I ke Maospati,
dibuka pertama kali Sekolah Penerbang, bahkan pada tanggal 13 September 1946
terbukalah cita-cita Husein untuk menjadi Husein menerbangkan pesawat Cureng
penerbang. Dengan modal Klein Militeir untuk menabur bunga dalam upacara
Brevet tidak ada kesulitan baginya untuk pemakaman Tarsono Rudjito di Salatiga.