Page 156 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 156
145 SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA
lulus dari MULO, Maman menjadi murid (Indonesische Padvindrif Organisatie).
STOVIA di Batavia. Akan tetapi, baru Dalam tahun 1925 INPO berganti
beberapa bulan belajar di STOVIA, ia tidak nama menjadi KBI (Kepanduan Bangsa
bisa melanjutkan sekolahnya karena dasar Indonesia). Hal tersebut sesuai dengan
pendidikan MULO tidak memenuhi syarat perkembangan pergerakan nasional yang
untuk mengikuti pelajaran sekolah dokter. mulai berusaha mengganti nama-nama
Ia disarankan untuk melanjutkan Belanda dengan nama Indonesia. Kegiatan
ke AMS (Algemeene Middelbaar School) di KBI banyak menyita waktu dan perhatian
atau sekolah menengah atas. Hal itu Maman. Akan tetapi, bagi seorang yang
tidak menjadi hambatan bagi Maman. Ia senang bekerja seperti dia, hal itu malah
segera beralih memasuki pendidikan AMS menyenangkan.
di Malang dan dapat menamatkan AMS Secara fisik, Abdulrachman Saleh,
dengan nilai-nilai yang tinggi. Abdulrachman adalah seorang pemuda yang bertubuh
kemudian melanjutkan studinya ke GHS tegap, tinggi, berbadan atletis, kulit sedikit
(Geneeskundige Hooge School) atau gelap dengan rambut keriting atau ikal,
sekolah tinggi kedokteran di Batavia. dikalangan para dosen yang kebanyakan
Ketika mengikuti pendidikan di orang Belanda, Abdulrachman Saleh
GHS, Maman juga mulai berkecimpung dikenal dengan otaknya yang cemerlang,
di dunia politik. Ia bergabung dalam inovatif, sekaligus kreatif, meskipun ia
Jong Java, organisasi pemuda yang adalah orang pribumi, namun pribadinya
bersifat kedaerahan, dan tercatat sebagai tidak kalah dengan mahasiswa lain yang
anggota yang aktif. Di samping itu ia juga kebanyakan orang Belanda. Karena
memasuki organisasi pramuka, yakni INPO berbagai ciri keunggulan tersebut, Salah
Dr. Abdulrachman Saleh (1909-1947).
Sumber : Perpustakaan Nasional RI