Page 157 - Sejarah Tokoh Nama Bandar Udara (PREVIEW)
P. 157
SEJARAH TOKOH NAMA BANDAR UDARA 146
seorang dosennya yang orang Belanda Abdulrachman SaIeh sebagai Bapak Ilmu
sering memanggil Abdulrachman Saleh Faal Indonesia.
dengan sebutan “Krullebol” si kriting yang Di bidang kepramukaan, citranya
cerdas yang dilapalkan menjadi “karbol”. cukup baik dan disegani. Ia tidak pernah
Dalam perjalanan hidupnya, ia puas dengan apa yang telah dicapainya.
kemudian menjadi anggota aeroclub, Untuk itu pada 1934, Abdulrachman
sebuah perkumpulan olahraga terbang di Saleh mendirikan perkumpulan radio yang
Jakarta. Anggotanya sebagian besar terdiri dinamakan VORO (Vereniging voor Oostcrse
atas orang-orang Belanda. Mengingat Radio Omroep). Tujuan perkumpulan ini
biaya untuk menjadi anggota sangat tinggi, ialah menyiarkan kesenian-kesenian timur.
maka tidak banyak pemuda Indonesia VORO mempunyai pemancar sendiri
yang memasuki organisasi ini. Bagi berkekuatan 40 watt dengan gelombang
Abdulrachman Saleh, menjadi anggota 88 meter. Dua tahun kemudian ditunjuk
aeroclub berarti memasuki suatu lapangan menjadi pemimpin VORO.
yang diyakini akan banyak artinya bagi Setelah satu tahun menjabat sebagai
diri dan bangsanya. Sebagai anggota pimpinan VORO, tampak ada kemajuan
aeroclub, Abdulrachman ‘bersaing’ dengan yang cukup pesat dalam organisasi ini..
pemuda-pemuda Belanda. Berkat tekad Kesulitan yang berkaitan dengan keuangan
dan kemauannya yang keras, ia berhasil dan masalah teknis lainnya dapat
memperoleh brevet terbang, sesuatu yang diatasi. Ketika dr. Abdulrachman Saleh
jarang dimiliki pemuda-pemuda Indonesia tengah disibukkan dengan kuliah-kuliah
pada masa itu. yang diberikannya pada Sekolah Tinggi
Setelah memperoleh gelar dokter, Kedokteran dan kegiatan-kegiatannya
Abdulrachman kemudian memperdalam pada VORO, terjadi perubahan penting di
pengetahuannya di bidang ilmu faal. Di Asia, termasuk Indonesia. Serangan yang
bidang ini ia menunjukkan prestasi yang dilancarkan Jepang terhadap Indonesia
baik. Ia terpilih sebagai asisten dalam ilmu berakhir dengan menyerahnya pemerintah
faal. Mula-mula ia menjadi dosen NIAS Belanda pada 8 Maret 1942. Sejak saat
(Nederlands Indische Arts School) di itu Indonesia berada di bawah kekuasaan
Surabaya dan kemudian diangkat menjadi pemerintah militer Jepang. Dalam masa
dosen pada Sekolah Tinggi Kedokteran di itu Abdulrachman Saleh tetap memberi
Jakarta. Terakhir sekali, sebe1um wafat, kuliah pada Sekolah Tinggi Kedokteran
Abdulrachman menjadi Guru Besar pada (Ika Daigaku), dan bersama dengan para
Sekolah Tinggi Kedokteran Universitas mahasiswa, ia ikut latihan kemiliteran yang
Gajah Mada di Klaten. Di bidang kedokteran diberikan oleh para anggota Pembela
umumnya dan ilmu faal khususnya, Tanah Air (Peta).
Abdulrachman Saleh meninggalkan jasa- Pada tanggal 15 Agustus Jepang
jasa yang cukup banyak. Pada tanggal menyerah kepada Serikat dan dua hari
5 Desember 1958, Fakultas Kedokteran sesudah itu kemerdekaan Indonesia
Universitas Indonesia mengukuhkan dr. diproklamasikan. Sejak saat itu berdirilah