Page 44 - Perdana Menteri RI Final
P. 44

inilah yang muncul dalam benak Sjahrir ketika   dan integrasi yang telah dimulai empat dasawarsa
                                                                                                                                                  ia berkeliling Jawa merasakan euforia rakyat yang   sebelumnya.

                                                                                                                                                  berjuang mendukung revolusi yang dipimpin
                                                                                                                                                                                                 Pihak Sekutu dan Belanda tidak mempercayai
                                                                                                                                                  Sukarno   dan   mengakui    kepopulerannya.
                                                                                                                                                                                                 kepemimpinan Sukarno yang dianggap oleh
                                                                                                                                                  Revolusi tidak dapat dipungkiri membangkitkan
                                                                                                                                                                                                 mereka sebagai penjahat perang atau tidak
                                                                                                                                                  atmosfer revolusioner terutama di kalangan
                                                                                                                                                                                                 lebih dari “boneka Jepang”. Mereka menggugat
                                                                                                                                                  pemuda yang bersemangat merespons tantanga
                                                                                                                                                                                                 noda-noda totalitarian bekas bawaan Jepang
                                                                                                                                                  kemerdekaan dan kegairahannya. Seringkali,
                                                                                                                                                                                                 dan rekam jejak Sukarno yang mendukung
                                                                                                                                                  kelompok pemuda militan yang sulit dikontrol
                                                                                                                                                                                                 tendensi itu sebagai tanda bahwa pemerintahan
                                                                                                                                                  melakukan aksi-aksi mengambil alih kekuasaan
                                                                                                                                                                                                 baru Indonesia tidak berwajah demokratis.
                                                                                                                                                  atas jawatan publik, seperti stasiun kereta api,
                                                                                                                                                                                                 Di  kalangan pemuda yang  militan tantangan
                                                                                                                                                  trem listrik, stasiun pemancar radio, telepon dan
                                                                                                                                                                                      104
      Para pemuda Tiong Hoa di Cirebon menghadap                                                                                                  pembangkit listrik yang dimiliki Jepang.  Para   bahwa Sukarno bersikap lunak terhadap Jepang
      Perdana Menteri Sutan Sjahrir.                                                                                                                                                             juga muncul, terutama karena sikap Sukarno
                                                                                                                                                  pemuda terus bergerak hingga menguasai seluruh
      Perpustakaan Nasional Republik Indonesia                                                                                                    instalasi penting yang berada di Yogyakarta,   yang   setengah-setengah   dalam   mengusir
                                                                                                                                                                               105
                                                                                                                                                  Surakarta, Malang dan Bandung.                 Jepang. Suatu orkestrasi massa yang digalang
                                                                                                                                                                                                 oleh pemuda dari Asrama Fakultas Kedokteran
                                                                                                                                                  Pada tanggal  15  September,  Sekutu tiba  di   dan Asrama Menteng 31 di Lapangan Ikada

                                                                                                                                                  Tanjung Priok dipimpin oleh Laksamana Pertama   menghadirkan  kurang  lebih  200.000  pemuda
                                                                                                                                                  W.R. Patterson dan didampingi oleh Dr. Charles   dipersiapkan menunjukkan militansi mereka
                                                                                                                                                  van der Plas, Gubernur Jawa Timur dan anggota   dalam mendukung Republik berusia muda
                                                                                                                                                  Dewan Hindia Belanda sebelum pendudukan
                                                                                                                                                                                                 dan kepemimpinan Dwitunggal Sukarno-
                                                                                                                                                  Jepang dan wakil pemerintah NICA-Belanda
                                                                                                                                                                                                 Hatta. Meskipun, Sukarno dengan tenang dan
                                                                                                                                                                                    106
                                                                                                                                                  pada markas besar Sekutu di Singapura.  Tentara   kharismanya dapat mengendalikan massa, ada
                                                                                                                                                  Sekutu datang ke Indonesia untuk mengambil alih   ketidakpuasan di kalangan pemuda militan
                                                                                                                                                  wilayah Indonesia dari Jepang yang kalah perang.   terhadap sikap lembeknya dalam rapat raksasa
                                                                                                                                                  Sementara itu, pihak Belanda datang kembali
                                                                                                                                                                                                 Ikada. Apalagi para pemuda merasakan bahwa
                                                                                                                                                  karena ingin merestorasi kekuasaan mereka yang
                                                                                                                                                                                                 pemerintah bergerak lamban dalam menghadapi
                                                                                                                                                  telah direbut oleh Jepang. Pihak Belanda maupun
                                                                                                                                                                                                 Sekutu. Muncul desas-desus bahwa pemerintah
                                                                                                                                                  Indonesia menganggap masa Revolusi “sebagai
                                                                                                                                                                                                 juga tidak antusias mendukung aksi-aksi pemuda
                                                                                                                                                  suatu zaman yang merupakan  kelanjutan  di                                    108
                                                                                                                                                                                                 militan di ibukota-ibukota daerah.
                                                                                                                                                              107
                                                                                                                                                  masa lampau”.  Belanda memiliki tujuan untuk
                                                                                                                                                  mengacaukan sebuah negara yang dipimpin        Di awal bulan Oktober timbul kecemasan
                                                                                                                                                  oleh orang-orang yang berkolaborasi dengan     terhadap kelambanan dan kelesuan pemerintah
                                                                                                                                                  Jepang dan memulihkan rezim kolonial yang      di kalangan pemuda yang lebih progresif.
      Para pemuda Tiong Hoa di Cirebon menghadap
                                                                                                                                                  telah mereka bangun ratusan tahun. Sedangkan,   Masa itu harus diakhiri dengan menghadirkan
      Perdana Menteri Sutan Sjahrir.
                                                                                                                                                  bagi Indonesia, Revolusi memiliki tujuan untuk   satu perombakan untuk bisa menjalankan
      Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
                                                                                                                                                  menyempurnakan proses kebangkitan nasional     tindakan-tindakan  yang bisa mengimbangi




                           32    PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959                                                                                                                  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  33
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49