Page 43 - Perdana Menteri RI Final
P. 43
Jepang pergi ke Saigon menemui Marsekal melawan Jepang. Sjahrir menyampaikan juga
Terauchi, Panglima Tertinggi Jepang di wilayah kepada Hatta bahwa ia akan menyebarkan
Asia Tenggara. Pertemuan ini membicarakan pesan kepada rakyat untuk bersiap mengadakan
mengenai penyerahan kemerdekaan Indonesia demonstrasi. Proklamasi itu sendiri adalah tanda
dari Jepang sebagai konsekuensi yang tidak untuk berdemonstrasi. Rakyat akan bergerak
terelakkan dari semakin nyatanya kekalahan untuk mendukung proklamasi dan menolak
Jepang. Sebelum berangkat ke Saigon, Sjahrir Jepang.
menemui Hatta dan menyampaikan bahwa
Hatta kaget dengan berita mengenai menyerahnya
“Saya meminta Hatta agar menekan Jepang
Jepang kepada Sekutu. Namun, Sukarno dan
untuk menyerahkan kemerdekaan”. Dalam
Hatta belum percaya dengan berita kekalahan
pertemuan tersebut, Sjahrir lebih lengkapnya
Jepang; mereka mencari konfirmasi pada
menyampaikan kepada Hatta:
pembesar Jepang. Ketika sekelompok pemuda
“Sebelum mereka berangkat, saya lama berbicara mendesak para golongan tua seperti Sukarno Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama di
Indonesia.
dengan Hatta. Saya katakan padanya bahwa dan Hatta untuk segera memproklamasikan
riwayat Jepang telah berakhir dan bahwa telah kemerdekaan, Sukarno dan Hatta menolak Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
tiba waktunya untuk suatu usaha nasional secara dengan alasan khawatir akan timbulnya kekerasan
menyeluruh. Saya anjurkan kepadanya untuk yang dilakukan oleh Jepang. Di samping, Sukarno
sampai saat ini salinan teks tersebut tidak pernah bulat sebagai presiden dan wakil presiden
menarik garis yang jelas antara posisi Jepang dan menginginkan pemindahan kekuasaan terjadi
ditemukan dan hanya dikonfirmasi oleh golongan pertama Indonesia. Kemudian ditunjuklah
posisi kita, sehingga kita dipaksa untuk mengambil melalui mekanisme politik di dalam PPKI.
Pendidikan. Pada akhirnya, teks proklamasi yang sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat
posisi konflik secara terbuka dengan mereka. Akhirnya para pemuda menculik Sukarno dan
dibuat Sjahrir ditolak karena terlalu revolusioner (KNIP) untuk membantu tugas presiden, dan
Tujuan saya adalah untuk membuat situasi sebisa Hatta ke Rengasdengklok di tanggal 16 Agustus
dan bernada anti-Jepang. Pada tanggal 17 Agustus komite serupa akan dibentuk di tingkat provinsi
mungkin menjadi revolusioner, supaya tidak ada 1945. Kesepakatan untuk memproklamirkan 102
1945 teks proklamasi yang singkat dibacakan oleh dan karesidenan. Pemerintahan yang baru
99
perpecahan di kalangan nasionalis”. kemerdekaan antara golongan tua dan muda
Sukarno dan Hatta, diikuti kemudian proses membentuk struktur kabinet yang umumnya
tercapai setelah mereka semua kembali ke Jakarta berisi pimpinan departemen atau penasihat
Setelah jatuhnya bom atom kedua di Jepang, pada pengibaran bendera dan menyanyikan lagu
dan mendengar bahwa Jepang belum sepenuhnya pemerintah di masa Jepang. Pemilihan orang-
tanggal 10 Agustus Sjahrir tahu bahwa Jepang Indonesia Raya. Prosesi tersebut berlangsung
setuju dengan kemerdekaan Indonesia. orang yang mengisi kabinet pertama ini dikritik
akan segera menyerah. Saat Sukarno dan Hatta singkat tetapi khidmat dan menciptakan daya
oleh Sjahrir yang menolak masuk di dalam
kembali dari Saigon pada tanggal 14 Agustus, Di sekitar proklamasi sendiri, berbagai isu magis euforia bagi rakyat di Jawa.
kabinet. Ia menganggap bahwa kabinet diisi oleh
Sjahrir menemui Hatta memaksa kedua tokoh muncul. Sjahrir kabarnya telah menyiapkan teks
“orang-orang tanpa karakter” dan kebanyakan
tersebut untuk bergerak lebih cepat, “saatnya proklamasi versinya sendiri yang bernada anti- DIPLOMASI SEBAGAI SENJATA mereka “terbiasa menjilat dan mematuhi perintah
100
telah tiba (merdeka), atau tidak sama sekali”. Jepang dan membangkitkan semangat rakyat MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN
Belanda dan Jepang”. 103
Sjahrir mengusulkan kepada Hatta untuk untuk dibacakan oleh Sukarno dan Hatta, sebagai
PERDANA MENTERI PERTAMA
memproklamirkan kemerdekaan secepatnya dwitunggal proklamator. Teks tersebut konon Sjahrir mengkritik keras sikap terlalu hati-hati
INDONESIA
dan menolak proklamasi kemerdekaan yang telah disebarkan ke jaringan PNI-baru, seperti Sukarno dan pemerintahannya. Padahal, di
dirundingkan dari kesepakatan antara Jepang di Cirebon, di mana dr. Soedarsono menyatakan Setelah proklamasi kemerdekaan berkumandang, tengah iklim kemerdekaan baru yang menggelora
dan Sukarno-Hatta di Saigon. Ia menginginkan bahwa ia menerima salinan teks proklamasi versi pemerintah pusat Republik segera dibentuk di diperlukan suatu sikap dan gagasan yang mampu
101
proklamasi dapat menggerakkan rakyat untuk Sjahrir dan sempat membacakannya. Meskipun Jakarta. Sukarno dan Hatta disepakati secara memobilisasi kegairahan itu. Mungkin refleksi
30 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 31