Page 42 - Perdana Menteri RI Final
P. 42

Jepang pergi ke Saigon menemui Marsekal        melawan Jepang. Sjahrir menyampaikan juga
                           Terauchi, Panglima Tertinggi Jepang di wilayah   kepada Hatta bahwa ia akan menyebarkan

                           Asia Tenggara. Pertemuan ini membicarakan      pesan kepada rakyat untuk bersiap mengadakan
                           mengenai penyerahan kemerdekaan Indonesia      demonstrasi. Proklamasi itu sendiri adalah tanda
                           dari  Jepang  sebagai  konsekuensi yang  tidak   untuk berdemonstrasi. Rakyat akan bergerak
                           terelakkan dari semakin nyatanya  kekalahan    untuk mendukung proklamasi dan menolak
                           Jepang. Sebelum berangkat ke Saigon, Sjahrir   Jepang.
                           menemui Hatta dan menyampaikan bahwa
                                                                          Hatta kaget dengan berita mengenai menyerahnya
                           “Saya  meminta  Hatta  agar  menekan  Jepang
                                                                          Jepang kepada Sekutu. Namun, Sukarno dan
                           untuk menyerahkan kemerdekaan”. Dalam
                                                                          Hatta  belum  percaya  dengan  berita  kekalahan
                           pertemuan tersebut, Sjahrir lebih lengkapnya
                                                                          Jepang; mereka mencari konfirmasi pada
                           menyampaikan kepada Hatta:
                                                                          pembesar Jepang. Ketika sekelompok pemuda
                           “Sebelum mereka berangkat, saya lama berbicara   mendesak para golongan tua seperti Sukarno                                                                                                         Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama di
                                                                                                                                                                                                                               Indonesia.
                           dengan Hatta. Saya katakan padanya bahwa       dan Hatta untuk segera memproklamasikan
                           riwayat Jepang telah berakhir dan bahwa telah   kemerdekaan, Sukarno dan Hatta menolak                                                                                                              Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

                           tiba waktunya untuk suatu usaha nasional secara   dengan alasan khawatir akan timbulnya kekerasan
                           menyeluruh. Saya anjurkan kepadanya untuk      yang dilakukan oleh Jepang. Di samping, Sukarno
                                                                                                                                                  sampai saat ini salinan teks tersebut tidak pernah   bulat sebagai presiden dan wakil presiden
                           menarik garis yang jelas antara posisi Jepang dan   menginginkan pemindahan kekuasaan terjadi
                                                                                                                                                  ditemukan dan hanya dikonfirmasi oleh golongan   pertama Indonesia. Kemudian ditunjuklah
                           posisi kita, sehingga kita dipaksa untuk mengambil   melalui mekanisme politik di dalam PPKI.
                                                                                                                                                  Pendidikan. Pada akhirnya, teks proklamasi yang   sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat
                           posisi konflik secara terbuka dengan mereka.   Akhirnya para pemuda menculik Sukarno dan
                                                                                                                                                  dibuat Sjahrir ditolak karena terlalu revolusioner   (KNIP) untuk membantu tugas  presiden,  dan
                           Tujuan saya adalah untuk membuat situasi sebisa   Hatta ke Rengasdengklok di tanggal 16 Agustus
                                                                                                                                                  dan bernada anti-Jepang. Pada tanggal 17 Agustus   komite serupa akan dibentuk di tingkat provinsi
                           mungkin menjadi revolusioner, supaya tidak ada   1945.  Kesepakatan  untuk  memproklamirkan                                                                                           102
                                                                                                                                                  1945 teks proklamasi yang singkat dibacakan oleh   dan karesidenan.  Pemerintahan yang baru
                                                         99
                           perpecahan di kalangan nasionalis”.            kemerdekaan antara golongan tua dan muda
                                                                                                                                                  Sukarno dan Hatta, diikuti kemudian proses     membentuk struktur kabinet yang umumnya
                                                                          tercapai setelah mereka semua kembali ke Jakarta                                                                       berisi pimpinan departemen atau penasihat
                           Setelah jatuhnya bom atom kedua di Jepang, pada                                                                        pengibaran bendera dan menyanyikan lagu
                                                                          dan mendengar bahwa Jepang belum sepenuhnya                                                                            pemerintah di masa Jepang. Pemilihan orang-
                           tanggal 10 Agustus Sjahrir tahu bahwa Jepang                                                                           Indonesia Raya. Prosesi tersebut berlangsung
                                                                          setuju dengan kemerdekaan Indonesia.                                                                                   orang yang mengisi kabinet pertama ini dikritik
                           akan segera menyerah. Saat Sukarno dan Hatta                                                                           singkat tetapi khidmat dan menciptakan daya
                                                                                                                                                                                                 oleh Sjahrir yang menolak masuk di dalam
                           kembali dari Saigon pada tanggal 14 Agustus,   Di sekitar proklamasi sendiri, berbagai isu                             magis euforia bagi rakyat di Jawa.
                                                                                                                                                                                                 kabinet. Ia menganggap bahwa kabinet diisi oleh
                           Sjahrir menemui Hatta memaksa kedua tokoh      muncul. Sjahrir kabarnya telah menyiapkan teks
                                                                                                                                                                                                 “orang-orang tanpa karakter” dan kebanyakan
                           tersebut untuk bergerak lebih cepat, “saatnya   proklamasi versinya sendiri yang bernada anti-                         DIPLOMASI SEBAGAI SENJATA                      mereka “terbiasa menjilat dan mematuhi perintah
                                                                    100
                           telah tiba (merdeka), atau tidak sama sekali”.    Jepang dan membangkitkan semangat rakyat                             MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN
                                                                                                                                                                                                 Belanda dan Jepang”. 103
                           Sjahrir  mengusulkan  kepada  Hatta  untuk     untuk dibacakan oleh Sukarno dan Hatta, sebagai
                                                                                                                                                  PERDANA MENTERI PERTAMA
                           memproklamirkan    kemerdekaan   secepatnya    dwitunggal proklamator. Teks tersebut konon                                                                            Sjahrir mengkritik keras sikap terlalu hati-hati
                                                                                                                                                  INDONESIA
                           dan menolak proklamasi kemerdekaan yang        telah disebarkan ke jaringan PNI-baru, seperti                                                                         Sukarno dan pemerintahannya. Padahal, di
                           dirundingkan dari kesepakatan antara Jepang    di Cirebon, di mana dr. Soedarsono menyatakan                           Setelah proklamasi kemerdekaan berkumandang,   tengah iklim kemerdekaan baru yang menggelora
                           dan Sukarno-Hatta di Saigon. Ia menginginkan   bahwa ia menerima salinan teks proklamasi versi                         pemerintah pusat Republik segera dibentuk di   diperlukan suatu sikap dan gagasan yang mampu
                                                                                                          101
                           proklamasi dapat menggerakkan rakyat untuk     Sjahrir dan sempat membacakannya.  Meskipun                             Jakarta. Sukarno dan Hatta disepakati secara   memobilisasi kegairahan itu. Mungkin refleksi




                           30    PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959                                                                                                                  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  31
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47