Page 37 - Perdana Menteri RI Final
P. 37
mesti memiliki sarana penyiapan diri baik berupa kebiasaan membangun analisis yang PENGASINGAN: KESEPIAN DAN Bandung dan Jakarta pada bulan Februari 1934.
KEBANGKITAN
secara intelektual maupun organisasional untuk tajam, menggunakan logika daripada sentimen, Di Bandung ditangkap 13 orang tokoh, antara lain
64
mengambil alih kekuasaan Belanda. Tugas dan berani melakukan kritik terhadap hal-hal Di tengah gairah perlawanan yang kembali Burhanuddin, Murwoto, Hamdani, sementara
paling mendesak adalah mengembangkan suatu yang dianggap tidak benar. 71 radikal terhadap Belanda, seorang konservatif di Jakarta ditangkap antara lain, Hatta, Sjahrir,
76
kader kepemimpinan yang disiplin, intelek, jelas “kolonialis yang keras kepala” de Jonge datang ke dan Bondan. De Jonge adalah orang yang tidak
secara ideologi, apabila perlu bekerja dari bawah Konflik akhirnya tidak terelakkan antara Indonesia menjadi gubernur jenderal yang baru melakukan kebijakan setengah-setengah ketika
65
tanah. Sjahrir dan Hatta menolak model PNI-baru dan Partindo. Mereka memutuskan menggantikan de Graeff yang liberal di bulan ia memutuskan untuk “memurninkan” gerakan
penggalangan massa ala Partindo dan Sukarno berjalan sendiri-sendiri dengan konsepsi September 1932. Kedatangan de Jonge tentu saja nasionalis maka dengan cepat dan efisien ia
77
karena apabila pemimpinnya ditangkap maka yang diyakininya. Sekembalinya Hatta dari dipersiapkan untuk merespons perlawanan yang melumpuhkan seluruh gerakan nonkooperasi.
massa yang tidak dididik secara ideologis dan Belanda ke tanah air, Sjahrir menyerahkan kian sengit dari pergerakan Indonesia di tengah- Ia bertekad untuk sekali dan selamanya
hanya dibakar semangatnya akan kehilangan kepemimpinannya kepada seniornya tersebut. tengah depresi ekonomi yang menyulitkan menghindarkan Hindia Belanda dari infeksi
arah dan pergerakan akan tumpul segera akibat Namun, Sjahrir mendampingi Hatta dalam pemerintah kolonial. Dalam sebuah surat kabar, kaum nasionalis revolusiner dan mendirikan rust
66
hilangnya pemimpin. Kejengkelan Sjahrir mendidik kader-kader potensial PNI-baru. Ia, kedatangan de Jonge digambarkan bahwa dengan en orde. 78
terhadap cara yang dikembangkan oleh Sukarno misalnya, membantu menyiapkan bahan-bahan tindakannya yang keras “gerakan ekstrimis akan
Hatta kemudian dibawa ke penjara di Glodok,
dan Partindo pernah dikeluhkan kepada Sol Tas. untuk pendidikan kader di berbagai daerah. dihancurkan”. Penunjukkan de Jonge sebagai
74
sementara Sjahrir dipindah ke penjara Cipinang.
Sjahrir mengatakan “Jika Sukarno terus dengan gubernur jenderal Hindia Belanda yang baru
Sjahrir menulis bersama Soebagio program baru
Setelah beberapa bulan dalam tahanan,
cara ini segera tidak ada kemungkinan sama menandakan satu fase dari pemerintahan yang
dari ogranisasi dalam bahasa sederhana dalam
keluarlah keputusan bahwa Sjahrir bersama
sekali untuk pembentukan kader”. 67 reaksioner dan paling keras. Ia bersumpah akan
bentuk model tanya jawab, berjudul 150 Tanja
dengan Hatta dan beberapa tokoh PNI-baru
72
Djawab. Isi buku kecil ini seputar pertanyaan- menggilas para agitator politik Indonesia yang
Dipengaruhi secara kuat oleh ide Marxist, PNI- akan dibuang ke Boven Digul. Hukuman yang
penuh omong kosong. Gubernur Jenderal de
pertanyaan mendasar mengenai asas dan tujuan
baru juga mengkritik ide Partindo membentuk paling berat dijatuhkan kepada para tokoh PNI-
Jonge bahkan pernah mengatakan: “Kami sudah
PNI-baru sampai pertanyaan-pertanyaan dasar
front kesatuan nasional melawan Belanda. baru sebab mereka dianggap paling berbahaya
berada 300 tahun di negeri ini, kami akan tetap
tentang politik, ekonomi, demokrasi, dan
Alasannya, menurut Benedict Anderson “tidak dengan membangun model partai kader yang
di sini 300 tahun lagi”. 75
ada basis sosial yang riil untuk aksi bersama para kenegaraan. Karangan ini dipakai untuk menguji mempersiapkan para ideolog radikal yang
aristokrat feodal, pekerja industri, penduduk desa, para kader dalam kursus pendidikan PNI-baru. Perubahan yang cepat terjadi kemudian. Kegiatan militan. Kedua, latar belakang Hatta dan Sjahrir
68
dan borjuis perkotaan”. Oleh sebab itu, Hatta partai-partai politik di tanah air diawasi dengan yang pernah bergaul dan berjejaring dengan
Bagi Sjahrir, pendidikan dapat berfungsi sebagai
menyebut ide ini hanya akan mengarahkan pada ketat. Gubernur Jenderal de Jonge mengeluarkan kaum sosialis revolusioner di Eropa dianggap
politische aufklärung (pencerahan politik).
69
“persatean” bukannya “persatuan”. Persaingan keputusan khusus yang memperingatkan sebagai potensi yang membahayakan. Bulan
Pendidikan membentuk intelektualitas seseorang
dan ketegangan antara Partindo dan PNI-baru bahwa debat terbuka yang bersifat politik tidak Januari 1935 Sjahrir yang berusia 24 tahun
sekaligus karakternya. Hal ini merupakan dasar
dianalisis oleh Bernhard Dahm dari perspektif diinginkan. Pidato-pidato para tokoh politik bersama Hatta, Bondan, Maskoen, Murwoto,
yang tidak bisa ditinggalkan dalam menyiapkan
70
antara partai-partai “Eropa” dan “Indonesia”. sering distop karena mengucapkan kata-kata dan Burhanuddin berangkat ke Boven Digul
para pejuang dan membangun kultur organisasi
PNI-baru kental dipengaruhi tradisi sosial- bernada perlawanan terhadap pemerintah meninggalkan pelabuhan Tanjung Priok. Digul
yang mapan. Dalam surat-suratnya di
demokrasi Eropa dari pengutamannya terhadap kolonial. Akhirnya, penangkapan mulai adalah kamp pembuangan yang dikenal “angker”
teori sosial sebagai pedoman aksi. Hal ini pengasingan kepada Sol Tas, Sjahrir mengakui dilakukan oleh pemerintah kolonial terhadap bagi para pejuang antikolonialisme. Kamp ini
dipengaruhi oleh latar belakang pendirinya yang betapa pentingnya tugas pendidikan terhadap tokoh-tokoh politik yang dianggap berbahaya. dibangun di awal tahun 1927 untuk menampung
kuat mendapatkan pengaruh ini dari didikan dan bangsanya. Sjahrir pernah menulis kepada Tas Dimulai dari Sukarno yang ditangkap di bulan para pemberontak komunis yang gagal di tahun
pengalamannya di Belanda. Menurut Dahm, bahwa “Saya benar-benar menganggap mengajar November 1933. Penangkapan kemudian 1926-7. Secara resminya, Digul bukanlah “kamp
Sjahrir membawa pengalaman dari Belanda sebagai pekerjaan yang besar”. 73 menjalar kepada para tokoh-tokoh PNI-baru di konsentrasi”, melainkan “koloni isolasi”. Hutan
24 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 25