Page 36 - Perdana Menteri RI Final
P. 36

mesti memiliki sarana penyiapan diri baik      berupa  kebiasaan  membangun analisis yang                              PENGASINGAN: KESEPIAN DAN                      Bandung dan Jakarta pada bulan Februari 1934.
                                                                                                                                                  KEBANGKITAN
                           secara intelektual maupun organisasional untuk   tajam, menggunakan logika daripada sentimen,                                                                         Di Bandung ditangkap 13 orang tokoh, antara lain
                                                             64
                           mengambil alih kekuasaan Belanda.  Tugas       dan berani melakukan kritik terhadap hal-hal                            Di tengah gairah perlawanan yang kembali       Burhanuddin, Murwoto, Hamdani, sementara
                           paling mendesak adalah mengembangkan suatu     yang dianggap tidak benar. 71                                           radikal terhadap Belanda, seorang konservatif   di Jakarta ditangkap antara lain, Hatta, Sjahrir,
                                                                                                                                                                                                             76
                           kader kepemimpinan yang disiplin, intelek, jelas                                                                       “kolonialis yang keras kepala” de Jonge datang ke   dan Bondan.  De Jonge adalah orang yang tidak
                           secara ideologi, apabila perlu bekerja dari bawah   Konflik akhirnya tidak terelakkan antara                           Indonesia menjadi gubernur jenderal yang baru   melakukan kebijakan setengah-setengah ketika
                                65
                           tanah.  Sjahrir dan Hatta menolak model        PNI-baru dan  Partindo. Mereka memutuskan                               menggantikan  de Graeff  yang  liberal  di  bulan   ia memutuskan untuk “memurninkan” gerakan
                           penggalangan massa ala Partindo dan Sukarno    berjalan  sendiri-sendiri  dengan   konsepsi                            September 1932. Kedatangan de Jonge tentu saja   nasionalis maka dengan cepat dan efisien ia
                                                                                                                                                                                                                                           77
                           karena apabila pemimpinnya ditangkap maka      yang diyakininya. Sekembalinya Hatta dari                               dipersiapkan untuk merespons perlawanan yang   melumpuhkan seluruh gerakan nonkooperasi.
                           massa yang tidak dididik secara ideologis dan   Belanda ke tanah air, Sjahrir menyerahkan                              kian sengit dari pergerakan Indonesia di tengah-  Ia bertekad untuk sekali dan selamanya
                           hanya dibakar semangatnya akan kehilangan      kepemimpinannya kepada seniornya tersebut.                              tengah depresi ekonomi yang menyulitkan        menghindarkan Hindia Belanda dari infeksi

                           arah dan pergerakan akan tumpul segera akibat   Namun, Sjahrir mendampingi Hatta dalam                                 pemerintah kolonial. Dalam sebuah surat kabar,   kaum nasionalis revolusiner dan mendirikan rust
                                               66
                           hilangnya pemimpin.  Kejengkelan Sjahrir       mendidik  kader-kader  potensial  PNI-baru.  Ia,                        kedatangan de Jonge digambarkan bahwa dengan   en orde. 78
                           terhadap cara yang dikembangkan oleh Sukarno   misalnya, membantu menyiapkan bahan-bahan                               tindakannya yang keras “gerakan ekstrimis akan
                                                                                                                                                                                                 Hatta kemudian dibawa ke penjara di Glodok,
                           dan Partindo pernah dikeluhkan kepada Sol Tas.   untuk pendidikan kader di berbagai daerah.                            dihancurkan”.  Penunjukkan de Jonge sebagai
                                                                                                                                                              74
                                                                                                                                                                                                 sementara Sjahrir dipindah ke penjara Cipinang.
                           Sjahrir mengatakan “Jika Sukarno terus dengan                                                                          gubernur jenderal Hindia Belanda yang baru
                                                                          Sjahrir menulis bersama Soebagio program baru
                                                                                                                                                                                                 Setelah beberapa bulan dalam tahanan,
                           cara ini segera tidak ada kemungkinan sama                                                                             menandakan satu fase dari pemerintahan yang
                                                                          dari ogranisasi dalam bahasa sederhana dalam
                                                                                                                                                                                                 keluarlah keputusan bahwa Sjahrir bersama
                           sekali untuk pembentukan kader”. 67                                                                                    reaksioner dan paling keras. Ia bersumpah akan
                                                                          bentuk model tanya jawab, berjudul  150 Tanja
                                                                                                                                                                                                 dengan Hatta dan beberapa tokoh PNI-baru
                                                                                 72
                                                                          Djawab.  Isi buku kecil ini seputar pertanyaan-                         menggilas para  agitator politik  Indonesia  yang
                           Dipengaruhi secara kuat oleh ide Marxist, PNI-                                                                                                                        akan dibuang ke Boven Digul. Hukuman yang
                                                                                                                                                  penuh omong kosong. Gubernur Jenderal de
                                                                          pertanyaan mendasar mengenai asas dan tujuan
                           baru juga mengkritik ide Partindo membentuk                                                                                                                           paling berat dijatuhkan kepada para tokoh PNI-
                                                                                                                                                  Jonge bahkan pernah mengatakan: “Kami sudah
                                                                          PNI-baru sampai pertanyaan-pertanyaan dasar
                           front kesatuan nasional melawan Belanda.                                                                                                                              baru sebab mereka dianggap paling berbahaya
                                                                                                                                                  berada 300 tahun di negeri ini, kami akan tetap
                                                                          tentang politik, ekonomi, demokrasi, dan
                           Alasannya, menurut Benedict Anderson “tidak                                                                                                                           dengan membangun model partai kader yang
                                                                                                                                                  di sini 300 tahun lagi”. 75
                           ada basis sosial yang riil untuk aksi bersama para   kenegaraan. Karangan ini dipakai untuk menguji                                                                   mempersiapkan para ideolog radikal yang
                           aristokrat feodal, pekerja industri, penduduk desa,   para kader dalam kursus pendidikan PNI-baru.                     Perubahan yang cepat terjadi kemudian. Kegiatan   militan. Kedua, latar belakang Hatta dan Sjahrir
                                               68
                           dan borjuis perkotaan”.  Oleh sebab itu, Hatta                                                                         partai-partai politik di tanah air diawasi dengan   yang  pernah  bergaul  dan  berjejaring  dengan
                                                                          Bagi Sjahrir, pendidikan dapat berfungsi sebagai
                           menyebut ide ini hanya akan mengarahkan pada                                                                           ketat. Gubernur Jenderal de Jonge mengeluarkan   kaum sosialis revolusioner di Eropa dianggap
                                                                          politische aufklärung  (pencerahan  politik).
                                                          69
                           “persatean” bukannya “persatuan”.  Persaingan                                                                          keputusan  khusus   yang    memperingatkan     sebagai potensi yang membahayakan. Bulan
                                                                          Pendidikan membentuk intelektualitas seseorang
                           dan ketegangan antara Partindo dan PNI-baru                                                                            bahwa debat terbuka yang bersifat politik tidak   Januari 1935 Sjahrir yang berusia 24 tahun
                                                                          sekaligus karakternya. Hal ini merupakan dasar
                           dianalisis oleh Bernhard Dahm dari perspektif                                                                          diinginkan. Pidato-pidato para tokoh politik   bersama Hatta, Bondan, Maskoen, Murwoto,
                                                                          yang tidak bisa ditinggalkan dalam menyiapkan
                                                                    70
                           antara partai-partai “Eropa” dan “Indonesia”.                                                                          sering distop karena mengucapkan kata-kata     dan Burhanuddin berangkat ke Boven  Digul
                                                                          para pejuang dan membangun kultur organisasi
                           PNI-baru kental dipengaruhi tradisi sosial-                                                                            bernada perlawanan terhadap pemerintah         meninggalkan pelabuhan Tanjung Priok. Digul
                                                                          yang   mapan.    Dalam    surat-suratnya  di
                           demokrasi Eropa dari pengutamannya terhadap                                                                            kolonial.  Akhirnya,   penangkapan    mulai    adalah kamp pembuangan yang dikenal “angker”
                           teori sosial sebagai pedoman aksi. Hal ini     pengasingan kepada Sol Tas, Sjahrir mengakui                            dilakukan oleh pemerintah kolonial terhadap    bagi para pejuang antikolonialisme. Kamp ini
                           dipengaruhi oleh latar belakang pendirinya yang   betapa pentingnya tugas pendidikan terhadap                          tokoh-tokoh politik yang dianggap berbahaya.   dibangun di awal tahun 1927 untuk menampung
                           kuat mendapatkan pengaruh ini dari didikan dan   bangsanya. Sjahrir pernah menulis kepada Tas                          Dimulai dari Sukarno yang ditangkap di bulan   para pemberontak komunis yang gagal di tahun
                           pengalamannya di Belanda. Menurut Dahm,        bahwa “Saya benar-benar menganggap mengajar                             November  1933.  Penangkapan  kemudian         1926-7. Secara resminya, Digul bukanlah “kamp
                           Sjahrir  membawa  pengalaman  dari  Belanda    sebagai pekerjaan yang besar”. 73                                       menjalar kepada para tokoh-tokoh PNI-baru di   konsentrasi”, melainkan “koloni isolasi”. Hutan



                           24    PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959                                                                                                                  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  25
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41