Page 32 - Perdana Menteri RI Final
P. 32

mengangkat ide dari Yamin mengenai “satu nusa,   Karena keegaliteran dan kenetralitasannya,                            Tidak lama setelah datang di Belanda, pendukung   kapitalisme.  Ia  meyakini  mengenai  evolusi
                           satu bangsa, dan satu bahasa”. Mereka percaya   bahasa Indonesia memikat kaum muda seperti                             dana utama Sjahrir, yakni ayahnya, meninggal   historis dalam perspektif Marxis dari tahapan

                           bahwa  hanyalah  negeri Indonesia, bangsa      Sjahrir. Maka tidak aneh jika dalam rapat-                              dunia. Di awal tahun 1931 Dr. Djoehana pun     feodal, kapitalis, sampai menuju masyarakat
                           Indonesia, dan bahasa Indonesia yang dapat     rapat Jong Indonesie, Sjahrir mendorong                                 menyelesaikan studinya dan kembali ke tanah    yang sosialis. Meskipun begitu, penerimaan
                           menyatukan kenyataan etnografis, antropologis,   para anggota untuk menggunakan bahasa                                 air. Sjahrir hidup sendirian dan kekurangan    Sjahrir terhadap konsepsi sejarah yang materialis
                                                                                                                                                                                                                               47
                           dan demografis Indonesia yang beraneka ragam.   Indonesia  daripada   berbahasa   Belanda.                             uang. Namun, Sjahrir menyiasatinya dengan      tersebut tidak kaku dan dogmatis.  Ia tampaknya
                           Penyatuan dalam perjuangan memang diperlukan   Ataupun apabila menggunakan bahasa Belanda,                             tinggal di rumah karibnya Salomon Tas, ketua   tidak  percaya  mentah-mentah terhadap  model

                           untuk memperkuat pergerakan nasional dalam     sebaiknya pembukaan pidato dimulai dengan                               dari Sociaal Democratische Studenten Club      hukum sejarah yang evolusionis tersebut dan
                           melawan Belanda dan mendirikan suatu negeri    berbahasa Indonesia. Dalam kurikulum Tjahja                             (Klub Mahasiswa Demokrat Sosial), bersama      yang  pasti tidak percaya  akan adanya partai
                           yang merdeka. Di dalam kongres tersebut, untuk   Volksuniversiteit,  bahasa  Indonesia  merupakan                      istri Tas, Maria Duchâteau dan kedua anak      atau kelompok yang memiliki otoritas untuk
                           pertama kalinya diperdengarkan lagu “Indonesia   salah satu mata pelajaran yang diajarkan. Bahasa                      kecilnya. Maria Duchâteau kelak menjadi istri   menafsirkan apalagi menerapkan teori itu pada
                                                                                                                                                                                                                    48
                           Raya”, yang kemudian menjadi lagu kebangsaan   Indonesia pun merupakan bahasa pertama setelah                          Sjahrir, dinikahkan di Medan sekembalinya dari   situasi yang spesifik.  Dengan hati-hati Sjahrir
                           Indonesia, diiringi dengan instrumen biola, gitar,   bahasa Belanda di sekolah tersebut. Bagi banyak                   Belanda. Namun, pernikahan tersebut  hanya     juga menganalisa bahwa pergerakan dalam alam
                           dan ukulele. 38                                anggota Pemuda Indonesia hal ini bukanlah                               seumur jagung. Orang-orang Belanda tidak       kolonialisme cenderung berdasarkan kebangsaan
                                                                          sesuatu yang mudah. Apalagi mereka dibesarkan                           menyukai pribumi seperti Sjahrir menikahi      daripada kelas, sebab tidak seluruh kelas pekerja
                                                                                                                                                                 44
                           Sjahrir hadir dalam kongres tersebut mewakili   dalam tradisi berbahasa Belanda ataupun bahasa                         wanita  Belanda.   Akhirnya,  Maria  dipaksa   diorganisasikan dengan model marxis, di
                           delegasi Bandung. Keterangan ini diperkuat     ibu mereka, yaitu Sunda atau Jawa.                                      kembali ke negeri penjajah.                    samping  model kebangsaan lebih menyatukan
                           dengan kesaksian Idham, sanak Sjahrir yang                                                                                                                            dan kuat daya tariknya.
                                                                                                                                                  Di Belanda, seperti kebanyakan tokoh muda
                           tinggal di Batavia, yang mengatakan bahwa      BERGERAK MELAWAN
                                                                                                                                                  antikolonial, Sjahrir dengan serius menekuni   Alasan lainnya Sjahrir tertarik sedemikian
                           Sjahrir memang hadir di kongres itu dan sempat
                                                                                                                                                  sosialisme dan Marxisme. Dalam teropong        kuatnya  dengan  ide-ide  Marxis  dan  kelompok
                                                             39
                           mampir mengunjungi keluarga Idham.  Ide-ide    “KULIAH JALANAN” DI BELANDA
                                                                                                                                                  konteks sejarah, pilihan ini merupakan         kiri karena nampaknya mereka satu-satunya
                           yang diangkat dalam Kongres Pemuda memang
                                                                          Selepas menyelesaikan sekolahnya di AMS                                 sebuah kewajaran sebab sosialisme merupakan    kelompok orang Belanda yang memiliki simpati
                           bukanlah sebuah ide yang baru bagi Sjahrir dan
                                                                          Bandung, Sjahrir meneruskan studinya di                                 “gagasan  politik kiri pada masa itu yang      terhadap  aspirasi  kemerdekaan  di  Indonesia. 49
                           Pemuda Indonesia. Gagasan persatuan dalam      Belanda. Mengikuti cita-cita dari keluarganya,                          menjadi  representasi  pemikiran progresif  di   Dalam  memulai    mempelajari   sosialisme,
                           kebangsaan telah mereka dorong di kalangan     Sjahrir diterima sebagai mahasiswa Fakultas                             kalangan kaum terpelajar Indonesia dalam       perkumpulan mahasiswa sosialis menjadi salah

                           pergerakan, terutama di Bandung. Bagi Sjahrir   Hukum, Universitas Amsterdam. Meskipun                                 menghadapi kolonialisme yang dianggap sebagai   satu tempat berlabuh bagi Sjahrir. Perkumpulan
                           pula, bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu   kemudian, Sjahrir pindah dan mendaftar                               perkembangan lanjut dari kapitalisme”.  Jiwa   ini bukanlah underbow dari Sociaal Democrasiche
                                                                                                                                                                                      45
                           merupakan komponen yang penting bila konsepsi   di Universitas Leiden. Ia menyusul kakak                               zaman pada masa itu menganggap bahwa           Arbeiders Partij (SDAP), meskipun keduanya
                                                             40
                           persatuan atau integrasi yang dipilih.  Bahasa   perempuannya Sjahrizal Djoehana, istri dokter                         kolonialisme  dan   kapitalisme  mendorong     saling berhubungan. Gagasan sosialis Sjahrir
                           Indonesia jelas menarik para pemuda karena ia   Djoehana Wiradikarta, yang sedang mendalami                            terciptanya eksploitasi manusia oleh kelompok   pada mulanya begitu kuat dipengaruhi oleh
                           dibangun dalam tradisi yang lebih egaliter dari   studi pascasarjana di bidang  kedokteran  di                         manusia lainnya dan hanya akan menghasilkan    karibnya Sol Tas. Menurut Mrazek, “gagasan-
                           bahasa daerah lain dan oleh karenanya bebas    Universitas Amsterdam.  Menurut pengakuan                               kekayaan hanya pada para pemilik modal dan     gagasan sosial Sjahrir yang kabur berubah
                                                                                                42
                           dari tradisi feodal. Bahasa Indonesia pula adalah   kakaknya, Sjahrir ternyata hanya berpetualang                      kesengsaraan pada kelompok yang tereksploitasi   menjadi keyakinan yang bersifat sosialis” ketika
                                                                                                                                                                                                                                50
                                                                                                                                                                   46
                           “bahasa yang tanpa memori dan konotasi sejarah   selama di Belanda, “hanya berkeliling-keliling”                       yakni  tenaga  kerja.   Daya  tarik  teori  Marxis   berdiskusi intens dengan Sol Tas.  Umumnya,
                                                                                               43
                           yang luas … ia menatap ke masa depan karenanya   dan jarang berkuliah.  Pergaulan Sjahrir di                           bagi Sjahrir adalah koherensi dan kekuatannya   mahasiswa sosialis menentang pandangan yang
                           bahasa ini secara sempurna menjadi bahasa kaum   Belanda memang luas, ia sering tak pulang                             untuk menemukan diagnosis yang meyakinkan      kabur, etis, dan sentimentil di kalangan sosial
                           muda dan pemberontakan”. 41                    semalaman atau bahkan seminggu.                                         mengenai hakekat dari imperialisme dan         demokrat Belanda yang di belakangnya tersimpan





                           20    PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959                                                                                                                  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  21
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37