Page 27 - Perdana Menteri RI Final
P. 27
menyadari kekalahan Jepang dari Sekutu dan Lagere School (ELS). Setelah menamatkan MEKARNYA KESADARAN POLITIK
mendorong kemerdekaan Indonesia segera. pendidikannya di ELS, Sjahrir melanjutkan
Di masa studinya di Bandung, Sjahrir masih
Meskipun Sjahrir tidak mendapatkan posisi sekolahnya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs
menekuni hobi lamanya bermain sepakbola
apa-apa dalam struktur pemerintahan Indonesia (MULO) Medan selama tiga tahun. Sejak kecil, 4
sebagai pemain tengah. Ia pun masih
yang baru–karena menolaknya, reputasinya sama seperti dengan Hatta, Sjahrir dibesarkan
sering menyempatkan diri untuk menonton
di masa Jepang telah mengangkatnya setara dalam dua dunia: Islam dan modernisasi Barat.
pertandingan antara tim sepakbola yang
dengan dwitunggal Sukarno-Hatta. Bahkan Ia mendapatkan pendidikan dasar Islam dari
dianggap penting, baik dari dalam maupun luar
bila dicermati, Republik di awal masa Revolusi ayahnya, namun di rumahnya ia terpapar dengan 5
negeri. Selain itu, Sjahrir ikut bergabung dengan
amat bergantung pada poros Sukarno-Hatta- modernisasi melalui majalah-majalah Hindia
grup teater mahasiswa Batovis (Bandoengse
Sjahrir untuk terus meneguhkan eksistensinya dalam bahasa Belanda dan Melayu. 1 Toneel Vereeniging van Indonesische Studenten)
di tengah ketidakpastian politik akibat situasi yang acap pentas di Bandung dan sekitarnya
Setelah menyelesaikan studinya di MULO,
politik dalam negeri yang tidak menentu tiap bulan. Dalam himpunan ini, Sjahrir
6
Sjahrir dihadapkan pada dua pilihan yang
dan tekanan politik internasional yang besar berkontribusi sebagai sutradara, penulis, dan Sjahrir bermain tennis di jalan Bonang pada bulan
umumnya ditemui oleh anak-anak elite November 1946
terhadap kemampuan Indonesia. Selama menuju pernah menjadi pemain dalam peran-peran
Minangkabau yang merantau untuk sekolah:
proses untuk menjadi perdana menteri, Sjahrir tokoh intelektual. Banyak orang Belanda yang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
menjadi handelaar (pedagang) atau ambtenaar
merealisasikan impiannya mewujudkan Indonesia datang dalam pementasan Batovis sebab tidak
2
(pegawai). Akhirnya, Sjahrir memutuskan
yang lebih demokratis. Warisannya sebagai hanya menggunakan bahasa Belanda, tetapi
pilihannya pada jalur menjadi ambtenaar. Ia guru sejarahnya, Dr. de Haan, dan guru bahasa
perdana menteri antara lain mempertahankan pementasannya juga menarik. Sjahrir pun masih
melanjutkan sekolah di AMS Bandung tahun Latinnya, Dr. Katwijk dalam hal filosofi dan
kemerdekaan Indonesia dari ancaman Belanda bermain biola dan berdansa waltz, fox trot, dan 8
1926 dalam Jurusan Budaya Barat Klasik atau ketatanegaraan Yunani dan Romawi kuno.
melalui penetapan jalur diplomasi, mendapatkan charleston. Di Bandung, Sjahrir lebih banyak
Jurusan A yang khusus mengajarkan bahasa Latin
pengakuan internasional atas kemerdekaan “mengunjungi soirées dansantes yang lebih bergaya Dalam usia yang masih sangat muda, Sjahrir
dan budaya Yunani. Sekolah ini mempersiapkan 7
Indonesia yang sah, dan membangun jembatan dan multiras”. telah mentautkan antara ilmu pengetahuan
siswanya untuk memasuki perguruan tinggi
demokratisasi republik muda. dan perkembangan masyarakat. Ia mendirikan
9
hukum. Dengan pilihannya ini kemungkinan Meskipun Sjahrir adalah pelajar yang flamboyan,
klub belajar bersama kawan-kawan AMS
TAHUN-TAHUN KESADARAN Sjahrir dikirim orangtuanya ke Bandung untuk ia merupakan murid yang cerdas. Sjahrir bukanlah bernama Patriae Scientiaeque (PSQ ) atau
mengikuti jejak ayahnya menjadi jaksa. 3 siswa yang rajin dan tekun belajar mempersiapkan
“Untuk Tanah Air dan Ilmu Pengetahuan” yang
ARISTOKRAT EGALITER segalanya seperti Hatta. Namun, di kelas, Sjahrir
Meskipun dibesarkan dalam kehidupan dikenal suka mendebat dan bertanya pertanyaan- mendiskusikan persoalan-persoalan politik,
10
Sutan Sjahrir dilahirkan di Padang Panjang, aristokrasi Minangkabau, Sjahrir justru tumbuh pertanyaan yang tidak pernah terpikirkan oleh sosial, dan pendidikan. Kesadaran Sjahrir
Sumatera Barat, pada tanggal 5 Maret 1909. sebagai pemuda yang tidak menyukai kultur kawan-kawan sekelasnya. Hamdani, rekan terhadap persoalan di tanah air dibentuk oleh
Ibunya adalah Siti Rabiah dan ayahnya kebangsawanan. Ia tumbuh menjadi intelektual sekelasnya yang kelak menjadi residen Cirebon intensitasnya membaca berita-berita tentang
bernama Moh. Rasad gelar Maharaja Soetan yang keras terhadap gagasan dan perilaku di waktu perundingan Linggarjati, menyatakan situasi di Indonesia dalam buletin berita
merupakan jaksa kepala pada landraad di feodalisme, yang menurutnya merupakan salah satu bahwa Sjahrir jarang belajar menyiapkan Algemene Indische Dagblad (AID). Hampir
Medan. Ia bersaudara dengan Siti Rohana yang problem besar yang menghantui Indonesia. Sjahrir pelajaran sekolah untuk esok, namun ia mampu setiap sore Sjahrir dan beberapa pelajar sekolah
merupakan wanita pelopor pers bumiputera di tidak pernah minta dihormati sebagai elite karena menerjemahkan pelajaran dalam bahasa Inggris, berkumpul di depan percetakan Vorkink di
Indonesia. Dengan latar belakang yang berasal latar belakang keluarganya. Di masa depan, ia lebih Jerman, Perancis, maupun Latin. Selain itu, pusat kota Bandung, di jalan yang kini disebut
dari keluarga terpandang, Sjahrir bisa masuk memilih untuk mendorong ide-ide demokrasi dan Sjahrir mampu menjawab pertanyaan dari guru- jalan Asia-Afrika, untuk membaca surat kabar
ke sekolah terbaik di Medan, Europeesche egalitarian di dalam masyarakat Indonesia. gurunya dan bertanya hal yang sulit kepada AID yang ditempelkan pada papan agar dapat
14 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959 15