Page 25 - Perdana Menteri RI Final
P. 25

SUTAN SJAHRIR:



 Seni Diplomasi Mempertahankan



 Republik













 “Hidup yang tidak dipertaruhkan takkan   bangsa Indonesia. Salah satu warisan Sjahrir
                                                                                             Sjahrir bersama Sukarno dan Mohammad Hatta.
 mungkin dimenangkan”  dalam  masa aktivisme  mudanya  di  Bandung                           Reputasi dan pengaruh Sjahrir di kalangan pemuda
                                                                                             meningkat setelah ia pulang dari pengasingannya
 adalah mendirikan Tjahja Universiteit suatu
 Sutan Sjahrir                                                                               di Digul dan Banda Neira.
 inisiatif  menyebarluaskan  pendidikan  kepada
                                                                                             Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
 rakyat dengan tujuan mendidik masyarakat
 PENGANTAR  dan  mencerahkan  pemikiran  mereka.

 Fundamentalnya peran pendidikan sebagai basis   ide-ide sosialisme. Dalam pandangannya,   sampai kemudian mengembrio dalam pokok-
 Sutan Sjahrir atau akrab disapa dengan bung kecil
 pendorong perubahan sosial telah disadari oleh                pokok pikiran utama partai yang didirikannya di
 merupakan perdana menteri pertama Indonesia.   sosialisme yang merupakan representasi dari
 Sjahrir  sejak  dini  dan  ini  diaplikasikan  lebih          tahun 1950-an, Partai Sosialis Indonesia (PSI)
 Ia merupakan tokoh penting dalam pergerakan   pemikiran progresif di kalangan intelektual
 lanjut olehnya ketika membangun Pendidikan
 kemerdekaan melawan kolonialisme Belanda   Indonesia merupakan antitesis dari kapitalisme
 Nasional  Indonesia  (PNI-baru)  bersama                      Pesona dan kebesaran Sjahrir sebagai tokoh
 dan fasisme Jepang. Kesadaran politiknya   yang merupakan induk dari kolonialisme.
 kompatriotnya sekaligus mentor berpolitiknya                  kemerdekaan Indonesia semakin terasa ketika ia
 terhadap pentingnya gagasan kebangsaan dan   Kecenderungannya adalah orang yang menolak
 Moh. Hatta selepas ia pulang dari studinya yang               pulang dari pengasingannya di Digul dan Banda
 kesatuan nasional daripada gagasan sempit   kolonialisme  juga  akan  menolak  kapitalisme,
 belum selesai di Belanda.                                     Neira di awal tahun 1940-an. Statusnya sebagai
 provinsialisme tumbuh sejak masa sekolahnya   dan memilih sosialisme sebagai sistem tandingan
                                                               tahanan politik yang sama dengan tokoh-
 di Bandung. Orientasi tersebut telah tercermin   Meskipun dikenal sebagai murid yang cerdas,   yang menawarkan jalan kemakmuran dan   tokoh yang besar lebih dahulu darinya, seperti
 dalam penamaan organisasi yang turut   pengetahuan Sjahrir yang luas tentang politik,   kesejahteraan. Bagi Sjahrir sosialisme adalah   Sukarno dan Hatta, meningkatkan reputasi dan
 didirikannya, Jong Indonesie–bertransformasi   hukum, filsafat, kebudayaan, dan sejarah tidak   syarat  untuk  mendorong  revolusi  sosial  di   pengaruhnya di  kalangan pemuda. Apalagi,
 menjadi Pemuda Indonesia–yang menurut salah   didapatkannya melalui jalur “sekolah formal”, tapi   Indonesia untuk menghancurkan feodalisme dan   Sjahrir memilih untuk tidak mau tunduk bekerja
 satu kolega Sjahrir, telah dimaksudkan sebagai   lebih dibentuk oleh “pengalaman informalnya”   fasisme, dua musuh yang dianggapnya paling   di bawah pemerintahan Jepang dan mengambil

 modal dalam menampung kelompok-kelompok   bergaul, ikut, dan berpetualang dalam aktivisme   berbahaya bagi kemerdekaan dan kemanusiaan.   jalan gerakan bawah tanah bersama para
 kedaerahan pada waktunya. Sejak aktif dalam   organisasi-organisasi  politik.  Dalam  fase  studi   Sejak masa pergerakan nasional, Sjahrir adalah   pemuda. Kekuatan dari jaringan politik yang
 Pemuda Indonesia inilah secara kritis Sjahrir   di Belanda, misalnya, Sjahrir lebih sering   tokoh yang aktif menyuarakan pentingnya   dibangun Sjahrir, berisi tokoh-tokoh intelektual
 telah melihat pendudukan Belanda sebagai   mengembara meraih pengetahuan di “kelas-  gagasan dalam menghapuskan feodalisme dan   muda  dari  kelompok  mahasiswa  dan eks  PNI-
 sebuah ketidakadilan, sebab kolonialisme lebih   kelas jalanan” daripada duduk manis mendengar   membangun demokrasi. Gagasannya ini dengan   baru, adalah pada kemampuannya mendapatkan
 mengutamakan kekuasaan atas koloni daripada   ceramah di universitas. Di masa petualangan   teguh konsisten diperjuangkannya walau masa   informasi terbaru mengenai politik internasional.
 menegakkan keadilan dan kebenaran terhadap   politiknya di Belanda, Sjahrir terpikat dengan   berganti: zaman okupasi Jepang, Revolusi,   Kelompok Sjahrir adalah yang paling awal





 12  PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959            PERDANA MENTERI REPUBLIK INDONESIA 1945 - 1959  13
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30